Beberapa hari yang lalu saat pertama kali dengar di video seorang berkata "piting", seketika yang ada dalam pikiran saya, kalo saya punya mainan orang-orangan atau robot-robotan itu tak putus-putus bagian kepala, tangan dan kakinya. Makanya setelah mendengar pernyataan itu, dalam batin saya "Kok serem, bengis, kejam banget yaa... Masak pemimpin yg katanya mengayomi rakyat, ngomongnya gitu siiih?" Ditambah lagi lihat mimik wajahnya yg serem saat bilang gitu, kayak gregetan gitu... 😡
Setelah terlanjur terceplos, ternyata ada yg mengklarifikasi, bahwa makna piting adalah merangkul. (Mungkin Anda akan mendapatkan makna tersebut di Kamus Besar Bahasa Cina.. Hehe.. just kidding) 😁😁
Menjadi pelajaran penting bagi saya, Anda, dia dan siapapun yang punya mulut dan bisa nulis, baik orang biasa maupun yg dianggap luar biasa, baik di dunia nyata maupun maya. Bahwa, menjaga mulut itu sangat penting. Berpikir panjang sebelum ngomong dan berkomentar. Jangan sampai perkataan yg telah keluar atau komentar yg telah terlontar, menjadi penyesalan di hari kemudian, di dunia terlebih akhirat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيْهَا يَهْوِى بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَمَا بَيْنَ الْمَسْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya ada seorang hamba yang mengucapkan suatu kata yang dirinya tidak memikirkan dampak-dampak dari perkataannya itu, sehingga menjerumuskannya ke dalam neraka yang jaraknya lebih jauh dari jarak timur dengan barat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Resiko orang banyak ngomong itu banyak kelirunya. Apalagi kalo gak dicatat sebelumnya. Terlebih lagi kalo ngomongnya berdasar nafsu semata.
Dalam mahfudzot disebutkan,
من كثر كلامه كثر ملامه
"Barangsiapa yg banyak ngomongnya, banyak celanya."
Sekali lagi, yuuuk jaga lisan, jaga tangan, pikir panjang sebelum ngomong atau berkomentar, jangan sampai perkataan menjadi sebuah penyesalan di akhirat, karena kata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata bahwa kebanyakan orang dimasukkan ke dalam neraka disebabkan dua lubang, salah satunya mulut. Wallaahu a'lam.
(Abu Sumayyah)