MASYARAKAT MELAYU MELAWAN

Tiga ratus tahun. Sepuluh generasi. Apa yang Anda bayangkan dengan masyarakat yang sudah menetap di suatu kawasan begitu lamanya?

Masyarakat Melayu itu sudah tiga abad menetap di kawasan pesisir itu. Dengan budaya maritim dan pertanian hasil adaptasi ratusan tahun.

Tiba-tiba ada proyek penanaman modal asing yang butuh lahan 17.000 hektar. Lokasinya di kampung itu.

Demi proyek swasta asing, warga dipaksa pergi. Diusir dari kampung halamannya. Direlokasi ke tempat lain.

Saya tidak paham. Terbuat dari apa otak dan hati para penguasa itu. Mengapa bisa menjadi begitu sadis. Bengis. Jahat. Pada warga Pulau Rempang.

Wahai para pejabat yang bisa makan dan minum dari pajak rakyat, ingatlah: Memindahkan masyarakat tidak sama  dengan memindahkan koloni gajah dari habitat lama ke habitat baru.
Mengapa tidak proyek pabrik kaca itu yang direlokasi ke tempat lain? Bukankah itu lebih mudah? Tanpa harus membuat konflik sosial?

Warga Pulau Rempang tidak menolak investasi. Tapi mereka menolak pindah ke lokasi pemukiman baru. Di mana salah mereka?

Bagaimana kalau Anda berganti posisi. Anda yang menjadi pejabat bertukar posisi sebagai warga Pulau Rempang. Apakah Anda akan pindah begitu saja  demi investasi yang berlabel proyek strategis nasional?

(Joko Intarto)
Baca juga :