[2005] Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mendapat durian runtuh pada 2005. Ia terpilih sebagai Ketua Dewan Tanfidz atau Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam Muktamar II PKB di Semarang. Muhaimin menggantikan Alwi Shihab, yang dipecat oleh Ketua Dewan Syura PKB Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Cak Imin merupakan keponakan Gus Dur. Keduanya pernah memiliki hubungan yang dekat. Sebelum masuk PKB, Muhaimin aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ia juga memiliki darah biru di kalangan Nahdlatul Ulama. Muhaimin cicit pendiri NU, Bisri Syansuri. Ia tumbuh di Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, yang didirikan Bisri.
[2008] gantian Muhaimin dipecat oleh Gus Dur. Dalam rapat 2 April 2008, Gus Dur menuding Muhaimin ingin menggulingkannya dari kursi Ketua Dewan Syura. Presiden keempat itu menuding Muhaimin bermain dua kaki antara PKB dan pemerintahan SBY. Salah satunya merekomendasikan dua kader PKB menjadi menteri tanpa setahu Gus Dur.
“Sewaktu Erman Suparno diangkat jadi menteri, saya tidak dikasih tahu. Sekarang Lukman Edy jadi menteri, saya tidak dikasih tahu juga,” kata Gus Dur dalam rapat tersebut. Erman menjabat Menteri Tenaga Kerja, sedangkan Lukman Edy menjadi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal.
Muhaimin melawan. Ia menggelar muktamar luar biasa di Ancol, Jakarta Utara, pada 2-4 Mei 2008, hanya berselang sehari setelah Gus Dur menggelar musyawarah serupa di Parung, Bogor, Jawa Barat. Konflik ini berakhir dengan terbitnya keputusan pemerintah yang mengembalikan posisi Muhaimin sebagai Ketua Umum PKB.
Akibat konflik itu, perolehan suara PKB anjlok dari 10,56 persen pada 2004 menjadi hanya 4,95 persen pada 2009.
Namun, lima tahun kemudian (2014), jumlah suara PKB melonjak menjadi 9,04 persen dan mendapat 47 kursi DPR.
Lima tahun kemudian (2019), suara PKB melonjak lagi mendulang 9,69 persen suara serta 58 kursi DPR.
Hingga kini, Muhaimin telah 18 tahun bercokol di kursi PKB-1.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah PKB Jawa Tengah Yusuf Chudlori mengklaim jumlah suara dan kursi partainya naik lantaran Muhaimin mampu merangkul para kiai dan santri.
“Cak Imin paham betul apa yang menjadi kebutuhan kiai dan kegelisahan santri,” tutur Yusuf pada Jumat, 1 September lalu.
Pada Sabtu, 2 September kemarin, Muhaimin bersama Anies Baswedan dideklarasikan untuk maju dalam Pilpres 2024. “Pokoknya bismillah,” ucap Muhaimin.
[Sumber: TEMPO]