KISAH BANG DW 7 BULAN DALAM SEL ISOLASI, SHOLAT DAN AL QURAN JADI PENOLONG

Sebuah utas singkat kisah sahabat kami DW didalam menjalani hukuman penjaranya...

"KISAH 7 BULAN DALAM SELTIK"

Mungkin diantara sahabat, ada yang belum tahu, mengapa sahabat kami DW ditangkap.

Karena kericuhan aksi omnibus law serta penangkapan beberapa aktivis KAMI (termasuk yang ditangkap Dr. Syahganda Nainggoan -red).

Ditangkap karena diduga dibalik terjadinya keonaran pada aksi menolak omnibus law.

DW didakwa dgn pasal kumulatif yaitu (1) UU nomor 1 tahun 1946 terkait berita bohong kenaikan tagihan listrik awal pandemi, dan (2) UU ITE terkait vaksin sinovac, dan (3) pasal 207 yaitu penghinaan terhadap kepolisian.

Dituntut 5 tahun penjara, divonis Pengadilan Negeri 3 tahun 6 bulan subsider 3 bulan, hingga akhirnya kasasi 2 tahun subsider 2 bulan.

Perjalanan dimulai dari penahanan di rutan Bareskrim sejak 11 Oktober 2020 hingga diterbangkan (dipindahkan) kesebuah lapas pada awal September 2021.

Perpindahan DW ke sebuah lapas, sama seperti perjalanan para napi yg lain, masuk ke PB atau Penampungan Baru.

Setelah masuk PB, biasanya langsung LP tapi bagi DW berbeda. Beliau langsung masuk one man one sel (satu sel satu orang/sel isolasi).

Sebuah sel khusus untuk tahanan yang sudah 'goyang' (rada gila) atau tahanan bermasalah.

Sel berukuran 2x3 meter, dengan kondisi sulit air dan lainnya.

Dan itu bukan sehari atau seminggu, tetapi 7 bulan beliau jalani disana.

7 bulan. Dengan kiri kanan, napi napi kondisi stres, tendang sana tendang sini.

Awal, beliau berpikir, ini bisa bikin ikutan gila, kuat kuatan psikis.

Jangan pernah berpikir soal mandi, tetapi untuk siram kotoran BAB saja sangat sulit.

Di hari-hari awal, tekanan mental bukan hanya dari kondisi kamar saja, namun dari "penghuni penghuni" lainnya.

Psikis mental diri dibuat kacau, DW jalani hari per hari dengan kondisi dan situasi diluar batas normal.

Kuat atau sakit lalu tinggal mati di klinik lapas.

Waras atau jadi ikutan gila dengan kondisi tanpa ada komunikasi antar manusia karena sebelahnya rata rata stres semua.

Sampai detik beliau bercerita, DW tak pernah tahu mengapa dirinya harus masuk sel tersebut.

Petugas lapas ditanya, semua saling melempar balik.

Sampai beliau bertanya, apakah ini instruksi atau perintah dari "sana".

Semua menjawab tidak tahu.

Mereka menyebutnya one man one sel, sel khusus untuk napi letter F (bermasalah), juga untuk napi vonis mati serta napi kondisi "goyang" atau stres. 

Sulit air, nasi cadong atau tempat nasipun di lempar dibawah, sel dikunci 24 jam dalam sehari.

Mengumpulkan tetes demi tetes Air dalam botol atau digigit kelabang seukuran jari telunjuk hingga meriang, atau kegiatan ngumpulkan lintah yang keluar dari pembuangan hingga mengajak bicara semut-semut di dinding.

Itu jadi hal biasa yang dilakukan DW di selnya.

Menurut DW, apakah napi kasus politik ada yang pernah menjalani hukuman seperti dirinya?

Diseltik selama 7 bulan tanpa tahu alasannya apa dan siapa yang memerintahkan.

Tapi yang pasti, 7 bulan dibuat dibungkam, dipaksa gila, ditekan untuk sakit, dicari cara untuk mati.

Dijalani, dilawan karena pejuang itu bukan lahir dari situasi kondisi menyenangkan.

Semua sudah dibikin sakit, dipenjara adalah sebuah kesakitan.

Beliau DW menyebut, 7 bulan dalam seltik itu, Al Qur'an dan sholat menjadi kawan yg menemani, itu yg bikin dia tetap waras ketika dsekelilingnya memaksa dirinya tuk jd gila. 

Surah Al Waqiah setelah Zuhur, surah Yasin setelah Ashar dan surah Arrahman setelah Maghrib, itu teman komunikasi bagi dirinya.

Beradaptasi dgn situasi yg ada, berselancar dengan penderitaan yg makin melekat adalah sebuah konsekuensi yg harus dijalani.

Termasuk belajar lebih mendekatkan diri kpd sang pencipta.

Tujuh bulan itupun DW tak pernah lepas dari puasa daudnya.

Mengikuti guru perjalanannya yaitu IBHRS.

Ukuran sel yang hampir sama dgn ukuran kuburan.

Sepi tanpa ada komunikasi, diam makin membuat menghanyutkan.

Bagaimana kalau mati? Itu pertanyaan yg selalu ditanya oleh DW dalam hati.

DW dipindahkn ke kamar sel umum akhirnya pada awal April jelang idul Fitri 2022.

Setelah sejak September 2021 dipaksa masuk dalam seltik tanpa tahu mengapa itu harus terjadi.

Beliau bebas murni tanpa remisi tangal 26 Maret 2023. 

Demikian utas singkat yg kami buat.

(@DoradongWarrior)
Baca juga :