[PORTAL-ISLAM.ID] Sebuah jajak pendapat Palestina menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Palestina percaya bahwa aksi bersenjata dan pembentukan kelompok perlawanan adalah cara terbaik dan paling efektif untuk mengakhiri pendudukan Israel dan mencegah para pemukim pendatang Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
Jajak pendapat tersebut dilakukan oleh Palestine Center for Policy and Survey Research, sebuah jajak pendapat tentang opini masyarakat Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, pada periode 6-9 September 2023.
Jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa hampir separuh penduduk Tepi Barat percaya bahwa membentuk kelompok bersenjata dari penduduk kota dan desa yang diserang oleh pemukim pendatang Yahudi adalah solusi paling efektif dalam memerangi terorisme pemukim pendatang Yahudi.
Mayoritas warga Palestina mengatakan bahwa pendudukan Israel tidak mencapai tujuannya untuk menangkap atau membunuh pejuang perlawanan di Jenin selama invasi mereka ke kamp pengungsi tersebut lebih dari dua bulan lalu.
Dalam rangka peringatan 30 tahun Perjanjian Oslo (perjanjian damai antara Organisasi Pembebasan Palestina/PLO dengan Israel pada 13 September 1993), hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas kurang dari dua pertiga berpendapat bahwa situasi saat ini lebih buruk dibandingkan sebelum penerapan Perjanjian Oslo. Sebagian besar masih percaya bahwa menandatangani perjanjian itu adalah suatu kesalahan.
Jajak pendapat tersebut menemukan bahwa mayoritas warga Palestina menginginkan agar Otoritas Palestina meninggalkan perjanjian Oslo, dan lebih dari dua pertiganya percaya bahwa perjanjian tersebut merugikan kepentingan Palestina.
Yang terpenting, lebih dari tiga perempat masyarakat Palestina percaya bahwa Israel tidak selalu menerapkan perjanjian ini.
Jika pemilihan presiden baru diadakan hari ini, jajak pendapat menunjukkan bahwa kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, akan menang dengan selisih besar atas Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas.
Persentase terbesar menilai Hamas lebih layak mewakili dan memimpin rakyat Palestina dibandingkan gerakan Fatah. Persentase terbesar mengatakan bahwa masyarakat tidak bisa mengkritik Pemerintah Otoritas Palestina di Tepi Barat tanpa rasa takut.
[Sumber: PIP]