Dunia sedang gempar!
Beijing merilis peta baru China.
Wilayahnya melingkupi Taiwan, Ladakh (yang sedang dipersengketakan dengan India), pesisir Sarawak dan Laut Natuna Utara.
India langsung menambah konsentrasi pasukannya di Ladakh, Taiwan terus mengintensifkan wajib militer dan penambahan senjata impor, Malaysia, Brunei dan Vietnam mengecam dan tak mengakui peta baru karangan si sinting Xi Jinping sedang menlu RI Retno Marsudi menegaskan Indonesia tetap berpegang teguh pada peta UNCLOS 1982 !
Kelancangan si sinting Xi Jinping ini tentu didasari kepercayaan diri yang kuat atas dasar peningkatan kekuatan ekonomi dan militer China satu dekade terakhir ini terutama.
Kira kira apakah si sinting Xi Jinping peduli dengan retorika diplomatis Retno ?
Jelas tidak...wong sama bossnya Retno aja dia yang pegang kartunya kok.
Maka tidak ada pilihan bagi bangsa bangsa bangsa Asia dan Asia tenggara selain memperkuat pertahanan dan berdiri disisi Amerika dan Australia (NATO) guna mempertahankan teritori.
Para turunan bangsa Rum ini memang sudah dinubuatkan akan berperang melawan bangsa majusi dalam kitab kitab lama.
Dan China terus memperkuat militernya untuk meluaskan hegemoni mereka.
Karena kita sudah didalam masa yang disebut "sivis pacem parabelum" (if you want peace, you must prepare to war) sebelum masuk masa "vivere pericoloso" (masa berbahaya dan penuh peperangan/kekacauan).
Itulah kenapa bangsa kita harus punya pemimpin yang kuat dan paham pertahanan dan strategi geopolitik...bukan petugas partai ataupun budak oligarky.
Wind of WAR!
(Budi Saks)