Cak Imin Penentu
Bersama Anies dan NasDem, Cak Imin bertandang ke markas PKS. Bukan Cak Imin seorang atau hanya PKB, melainkan formasi lengkap koalisi. Agaknya, ini salah satu yang dibahas Cak Imin kemarin, bertemu Anies di markas PKB, sebelum datang ke markas PKS.
Memang, lihai Cak Imin. PKS yang memegaskan tetap bersama Anies, tapi belum meng-Acc Cak Imin, karena harus melalui rapat Majelis Syuro yang entah kapan? Cak Imin datang langsung bersama Anies, malah ikut dikawal NasDem. Jika sudah begitu, tak ada lagi pilihan bagi PKS kecuali menerima.
Posisi politiknya sudah berbalik. Bukan Cak Imin yang ditunggu PKS, melainkan Cak Imin yang ditemani Anies dan NasDem, menjemput PKS, agar berkoalisi dengan NasDem dan PKB, yang mengusung Anies-Muhaimin. Tapi posisi politik seperti itu tak penting banget buat PKS.
Yang penting bagi PKS bisa mengusung Anies. Cukup. Tapi, kalau hari ini tanggal 10 Oktober, di mana KPU, konon, memajukan dan mempersingkat pendaftaran Capres-Cawapres, maka langsung bisa mendaftar. Tak ada masalah. Tapi, hari ini masih 13 September, masih kira-kira sebulan lagi.
Artinya, masih ada kemungkinan berubah. Jika Cak Imin berubah pikiran, tak hanya PKS, tapi Anies pun bisa gagal. Jadi, posisi Cak Imin (PKB) benar-benar kuat dan penentu. Cak Imin-lah yang perlu dijaga, bukan Anies, atau PKS. Cak Imin pasti punya kalkulasi. Inilah yang misteri.
Kabarnya, Cak Imin menggandeng konsultan politik, Eep Saefulloh Fatah. Jadi, langkah-langkah Cak Imin saat ini arahan dari Eep. Fatwa politik Eep, jika 3 pasang, maka Ganjar di atas pada putaran pertama, tapi peringkat keduanya yang akan jadi pemenang di putaran kedua. Bersama Cak Imin apa bisa Anies di posisi kedua putaran pertama (seperti dulu di Pilgub DKI 2017)? Hasil survei Oktober nanti akan bisa menjawab.
(Oleh: Erizal)