[PORTAL-ISLAM.ID] Umat islam memiliki kesatria-kesatria hebat sepanjang zaman. Keberanian dan kecintaannya pada jalan Allah mengantarkan kesatria-kesatria ini menjadi teladan.
Beliau dijuluki singa yang menyembunyikan kukunya, karena dikenal sebagai sosok yang lembut dan rendah hati tetapi gagah berani.
Beliau orang pertama yang menumpahkan darah dijalan Allah lewat panahnya yang selalu tepat sasaran, tidak pernah meleset.
Beliau adalah Sa'ad bin Abi Waqqas.
Beliau adalah salah satu dari sahabat Nabi Muhammad.
Sa'ad menjadi orang ketujuh yang pertama memeluk Islam, saat usianya tujuh belas tahun.
Sa'ad berasal dari suku Bani Zuhrah dari suku Quraisy, dan paman Nabi Muhammad dari garis pihak ibu.
Sa'ad dikenal karena kepemimpinannya dalam Pertempuran Al-Qadisiyyah yang menaklukan seluruh Persia dan menjadikan penduduknya memeluk Islam.
Pertempuran al-Qadisiyyah adalah pertempuran yang dilakukan antara pasukan Muslim dengan pasukan Persia pada saat periode pertama ekspansi Muslim yang berakhir dengan penaklukan Islam atas seluruh Persia dan berhasil mengubah keyakinan mereka menjadi Islam sampai dengan saat ini. Pertempuran ini terjadi kurang lebih pada tahun 636 M.
Surat Umar
Khalifah Umar bin Khattab telah menuliskan satu perintah kepada panglima perangnya Sa'ad bin Abi Waqqash pada saat hendak membuka negeri Persia yang mana berisinya:
“Amma ba'd. Maka aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang besertamu untuk selalu takwa kepada Allah dalam setiap keadaan. Karena, sesungguhnya takwa kepada Allah adalah sebaik-baik persiapan dalam menghadapi musuh dan paling hebatnya strategi dalam pertempuran.
Aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang bersamamu agar kalian menjadi orang yang lebih kuat dalam memelihara diri dari berbuat kemaksiatan daripada musuh-musuh kalian. Karena, sesungguhnya dosa pasukan kaum muslimin lebih aku takutkan daripada musuh-musuh mereka dan sesungguhnya kaum muslimin meraih kemenangan tidak lain adalah karena kedurhakaan musuh-musuh mereka terhadap Allah. Kalaulah bukan karena kedurhakaan musuh-musuh itu, tidaklah kaum Muslimin memiliki kekuatan karena jumlah kita tidaklah seperti jumlah mereka (jumlah mereka lebih besar) dan kekuatan pasukan kita tidaklah seperti kekuatan pasukan mereka. Karenanya, jika kita seimbang dengan musuh dalam kedurhakaan dan maksiat kepada Allah, maka mereka memiliki kelebihan di atas kita dalam kekuatannya, dan bila kita tidak menang menghadapi mereka dengan "keutamaan" kita, maka tidak mungkin kita akan mengalahkan mereka dengan kekuatan kita.
Ketahuilah bahwa kalian memiliki pengawas-pengawas (para malaikat) dari Allah. Mereka mengetahui setiap gerak-gerik kalian karenanya malulah kalian terhadap mereka. Janganlah kalian mengatakan, "Sesungguhnya musuh kita lebih buruk dari kita sehingga tidak mungkin mereka menang atas kita meskipun kita berbuat keburukan." Karena, berapa banyak kaum-kaum yang dikalahkan oleh orang-orang yang lebih buruk dari mereka. Sebagaimana orang-orang kafir Majusi telah mengalahkan Bani Israil setelah mereka (Bani Israil) melakukan perbuatan maksiat. Mintalah pertolongan kepada Allah bagi diri kalian sebagaimana kalian meminta kemenangan dari musuh-musuh kalian. Dan aku pun meminta hal itu kepada Allah bagi kami dan bagi kalian."