Belajar dari Kasus Aa Gym
Oleh: Mila Machmudah Djamhari
Ketika kita menggunakan media sosial untuk mendapatkan keuntungan popularitas dan finansial ada konsekuensi logis ketika kita berada di titik popularitas bahwa apa yang kita lakukan bila sekali saja melakukan kesalahan maka kita harus siap dihujat sebagaimana kita siap saat dulu dipuja puji...
Ketika sudah meminta maaf atas ketidaksempurnaan diri mengapa mesti ada proses hukum bagi yang menghujat ketidaksempurnaan diri????
Saat kita di zona popularitas kita sadar memiliki kekurangan dan kita tutup dari mata pemuja kita... Kita sadar mereka yang puja puji kita tidak mengetahui yang sebenarnya tentang diri kita yang Allah tutup aib-aib kita...
Di saat Allah buka aib-aib kita masuklah kita di zona hujatan dan fitnah... Membela kebenaran adalah wajib... Melawan hujatan dengan proses hukum justru akan membuka aib-aib kita kembali...
Seorang Aa Gym... Beliau hanya berpoligami tapi hujatan dan fitnahnya luar biasa... kontrak-kontrak dengan TV terputus semua... kerja sama pelatihan pun banyak dibatalkan... bisnisnya pun hancur... Tidak ada satu pun hujatan beliau balas dengan proses hukum... Beliau menarik diri... muhasabah... memohon ampunan dan pertolongan pada Allah...
Kita manusia yang menikmati pujian saat di zona popularitas... tidak perlu merasa diri kotor ketika kita berada di zona hujatan...
Meminta maaf pada masyarakat untuk kekurangan kita tetapi memproses hukum sebagian dari masyarakat atas hujatan yang kita tidak suka... Jangan bermain medsos bila tidak terima dihujat... sedangkan saat populer kita banyak mendapat keuntungan...
(fb)