Bekerja dalam Sunyi

Bekerja dalam Sunyi

Oleh: Erizal

Dulu Anies-AHY, yang jadi Anies-Muhaimin. Yang mendaftar bulan Oktober nanti, tak ada yang tahu. Dulu disebut² Ganjar-Sandi, yang jadi tak ada yang tahu. Sandi mulai menurun. Terlalu banyak manuver, Megawati kurang sreg.

Yang menaik justru Ganjar-Ridwan Kamil. Atau Ganjar-Mahfud MD. Yang mendaftar bulan Oktober, juga tak ada yang tahu. Megawati lebih leluasa, karena punya hak veto. Meski berkoalisi, suasana batin Megawati, penting.

Meski Muhaimin dulu bersama Prabowo, tapi yang menyebut² Prabowo-Muhaimin tak terlalu. Wajar, Anies-Muhaimin, yang jadi. Yang banyak disebut Prabowo-Erick. Tapi, kini kalah pamor dengan Prabowo-Gibran. Airlangga, menanti.

Dalam politik, banyak manuver seperti Sandi atau mungkin Erick, juga tak bagus. Anda ketahuan. Kata anak generasi tempo hari. Ada lagunya. Mungkin Mahfud MD belajar dari situ. Dia tenang² saja, justru namanya masuk. Nah.

Dulu, dia sudah pakai baju setelan hendak diumumkan sebagai Cawapresnya Jokowi, akhirnya batal. Tapi berpolitik tak bermanuver, politik apa pula itu? Istilah Hasto Kristiyanto, yang dipilih adalah yang berkerja dalam sunyi.

Maling? Koruptor? Tidak. Tapi maling bekerja dalam sunyi. Iya juga. Pokoknya, bekerja tanpa cuap². Kalau cuap², itu suatu pekerjaan? Itulah saya. Makanya terbuang. Hehehe. Di balik itu semua, Pilpres ini adalah perebutan sumber daya. Tak cuma sekadar gonta-ganti pasangan.

(*)
Baca juga :