Azzam Mujahid Izzulhaq: Mengintip Model Pendidikan Sekolah di China, Memang ‘Ngeri’ Sistem Pendidikannya Untuk Menjadi Penguasa Dunia, Benar Kata Anies...

MENGINTIP CHINA

‘Kesalutan’ dan kepenasaran saya terhadap SDM dari China yg ‘mendunia’ membawa saya mengunjungi institusi yg ‘menciptakan’-nya, yaitu sekolah. Bukan di kota besar yg mungkin saja banyak ‘gimmick’-nya. Saya datangi sebuah sekolah di pelosok daerah Linxia, kurang lebih 150 km dari Lanzhou, ibukota Provinsi Gansu. Saya tidak mengirimkan surat resmi untuk berkunjung. Tidak pula melakukan temu janji dengan pihak sekolah atau pemerintah daerah agar semuanya bisa saya lihat secara natural.

Pihak sekolah yg saya datangi juga terkaget. Namun qaddarullah, mereka welcome dan mempersilakan saya menyaksikan sekolahnya.

Dan, masya Allah. Saya menyaksikan bagaimana seriusnya sekolah menciptakan generasi yg akan mengglobal itu. Dari mulai tingkat terendah, Taman Kanak-kanak hingga SMA memang ‘ngeri’ sistem pendidikannya.

Dari mulai TK, anak-anak sudah dilatih sedemikian rupa untuk mandiri. Saya tidak menyaksikan orangtua menunggui anaknya sekolah. Mereka bermain, belajar, menghafal (salah satu yg sering jadi bahan diskusi panjang di kita yaitu buat apa menghafal? Di China malah mereka ‘dipaksa’ menghafal), makan, tidur siang, dan beragam aktivitasnya secara mandiri namun sangat-sangat tertib. 

Jam belajar mereka akan belajar dengan serius. Jam main mereka juga main serius. Setiap pagi mereka olahraga. Kerapihan kelas juga luar biasa. Kebersihan lingkungan pendidikan juga begitu hebatnya. Dan semua itu dilakukan dari siswa, oleh siswa dan untuk siswa. Tidak ada ‘Om OB’ atau ‘Tante Dapur’ di sana.

Mereka menjalankan kurikulum yg memang terintegrasi dengan soft skill dan hard skill yg dibutuhkan oleh negara China untuk ‘menguasai dunia’. Dan memang sedari dini mereka ‘dipaksa’ untuk menjadi penguasa. Di sekolah kampung yg saya kunjungi itu seakan-akan tidak ada ceritanya akan lahir generasi ‘sandwich’ atau ‘strawberry’. 

Pemetaan minat dan bakat dilakukan sejak dini yg kemudian mereka ‘dijuruskan’ pendidikannya sesuai dengan minat dan bakat mereka juga sedari dini. Entrepreneurship dan pelatihan kepemimpinan juga masuk sebagai intrakurikuler wajib yg ‘memaksa’ mereka untuk menjadi penguasa sejak kecilnya.

Rasanya terlampau banyak yg ingin saya ceritakan secara lengkap, namun apalah daya. Intinya, memang China serius mengekspansi dunia dengan menyiapkan generasi-generasinya di mulai dari sekolah dan pendidikannya.

Jika kita lihat sekarang banyak yg mungkin unskill bekerja di negara-negara di luar China saja sudah ketar-ketir. Perhatikan saja 10-15 tahun yg akan datang. 

Saya yakin, jika kita hanya duduk terpaku merenungi nasib diri, atau hanya bisa misuh-misuh tak karuan, kita akan semakin jauh tertinggal di belakang mereka. Kita hanya akan jadi pengekor mereka saja.

Jika kita tak berubah dan mulai menyiapkan diri dan generasi di bawah kita untuk ‘melawan’ arus global ekspansi China, terus terang kita akan habis begitu saja.

Maka bagi saya, arus SDM dari China yg menggurita ini ‘positif’. Positif agar kita ‘aware’ kemudian mau memicu dan memacu diri untuk bersegera berubah. Kita santai mereka berlari. Kita ngopi mereka justru memproduksi.

Dan khususnya kita bangsa yg besar ini, kita masih punya banyak kesempatan untuk terus berbenah dan menyiapkan diri. Bagi saya, sejarah orang China menguasai dunia itu sudah terjadi. Giliran mereka sudah selesai dan jangan diulangi lagi. 

Masa depan menjadi ‘penguasa dunia’ itu adalah gilirannya kita. Dengan catatan, kita harus berani melayakkan diri menjadi ‘penguasa’.

20 Sep 2023

(Azzam Mujahid Izzulhaq)
Baca juga :