Al-Quran Interaktif
Oleh: Dr. Ahmad Sarwat Lc.MA
Imam Fakhruddin Ar-Razi (ulama ahli tafsir abad 12) menyebutkan setidaknya ada 12 ayat Al-Quran yang menggunakan ungkapan: yas'alunaka (يسألونك) yang maknanya: "mereka bertanya kepadamu".
Yang dimaksud dengan mereka adalah para Shahabat ridhwanullahi alaihim, sedangkan yang dimaksud dengan kamu adalah Nabi Muhammad SAW.
Biasanya setelah itu ayatnya dilanjutkan dengan lafazh qul (قل) yang artinya: katakanlah.
Maksudnya jawablah pertanyaan mereka itu dengan jawaban sebagai berikut. Lalu ayat itu menguraikan jawaban atas pertanyaan yang mereka sampaikan.
Disini kita bisa saksikan berapa interaktifnya wahyu samawi di era kenabian. Apa-apa yang jadi kebutuhan para shahabat, langsung direspon oleh Al-Quran.
Boleh dibilang dalam beberapa hal, Al-Quran turun oleh sebab melayani kebutuhan mereka.
Maka betapa mulianya para shahabat itu. Bayangkan, gara-gara mereka Al-Quran diturunkan. Di tangan mereka itulah Al-Quran menjadi lebih interaktif.
Padahal Al-Quran itu kitab suci paling mulia, paling tinggi derajatnya dan menjadi semacam rangkuman akhir dari semua kitab suci samawi yang pernah diturunkan.
Kadang Al-Quran turun untuk membela mereka. Sebutlah Aisyah ketika dirundung gosip kanan kiri, bahkan Nabi SAW sebagai suami pun ikut mendiamkan, tiba-tiba jadi kaku dan dingin.
Kala itu turunlah pembelaan Al-Quran kepada Aisyah:
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ ۚ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ ۚ وَالَّذِي تَوَلَّىٰ كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar." (QS. An-Nur : 11)
Dengan jarak sedekat itu dengan Al-Quran, tidak salah kalau kita bilang bahwa orang yang paling memahami Al-Quran setelah Nabi SAW adalah para shahabat mulia.
(*)