Akhlak Penduduk Yaman
Waktu sowan habib Mahdi Al-Muhdlor Probolinggo beliau banyak bercerita tentang akhlaq penduduk Yaman. Diantaranya:
Beliau menceritakan saat membeli sesuatu ke salah satu toko malah oleh penjualnya dilarang beli di toko tersebut. Sang penjual bilang, "Jangan beli di sini. Saya sudah cukup. Belilah di sana sejak pagi belum laku".
Masya Allah demikian mulia penduduk Yaman. Maka tidak salah jika Rasulullah mendoakan Yaman agar menjadi negeri yang berkah.
Kalau ada yang bilang, "Ah Rasulullah itu mendoakan karena Rasulullah tahu Yaman itu bukan negeri yang berkah. Makanya didoakan supaya berkah. Buktinya sampai sekarang perang terus".
Woi.. berarti anda yang bilang seperti itu sama saja meyakini bahwa doa Rasulullah itu tidak maqbul. Dan apakah adanya perang itu menandakan adanya tidak keberkahan?
Misalnya di Indonesia memang tidan terjadi perang tapi mungkarat di mana? Saya pernah naik taxi di jakarta pas hari sabtu. Kata sopir taxi bahwa sabtu dan mingggu itu hari selingkuh nasional. Karena setiap sabtu minggu pasti dapat muatan orang selingkuh.
Pertanyaannya apakah hal sedemikian itu yang disebut berkah?
Yang paling selamat kita yakini saja bahwa dia Rasulullah itu maqbul dan Yaman adalah negeri yang berkah. Dan salah satu keberkahan itu bisa kita rasakan sekarang. Koq gitu? Coba lihat para tokoh agama yang sejuk-sejuk. Rata-rata adalah jebolan Yaman. Di antaranya Habib Mundzir Almusawa. Habib Jindan, dan para habaib yang lain. Mereka yang menebar keberkahan itu adalah santri Yaman yang kata mereka bukan negeri berkah.
(KH Nur Hasyim S Anam)