Yaman, negeri yang sering diejek oleh Buzzers pendukung capres b*k*p

YAMAN

NEGERI Yaman sering diejek oleh kaum penebar fitnah (buzzers) dengan tuduhan-tuduhan rasis. Katanya, "Tuh lihat Yaman, terus dilanda perang!" 

BEGINI ya, bismillah: 

1. Dulunya Yaman itu dua negeri, Yaman Utara dan Yaman Selatan. Yaman Utara negeri Sunni, beribukota Shon'a. Yaman Selatan negara komunis, beribukota Aden. Mungkin kita bertanya-tanya, kok bisa orang Yaman menganut ideologi komunis? Ya memang begitu faktanya, mau gimana lagi. 

2. Dalam perang antara kedua kubu, pada era 90an, alhamdulillah Yaman Utara (Sunni) menang, kemudian terbentuk negara persatuan Yaman (sampai saat ini). Asalnya dipimpin oleh Presiden Ali Abdullah Shaleh, nantinya setelah Arab Springs ia diganti Perdana Menteri Abdul Hadi. 

3. Kondisi Yaman menjadi tidak tenang setelah menguatnya SYIAH HUTSI, yang didukung oleh Iran. Asalnya Syiah Hutsi berakidah Syiah Zaidiyyah (dekat dengan madzhab Ahlus Sunnah), tetapi semakin ke sini banyak mendapat pengaruh Syiah Iran (akidah Syiah 12 Imam). Di sisi lain, kaum Ahlus Sunnah di Yaman terpecah belah, sehingga tidak mampu mengatasi kekuatan Syiah Hutsi. 

4. Kekuatan Syiah Hutsi dibangun sejak 1994, mulai bersenjata pada 2004, oleh Husein Badruddin. Pada 2014-2015 Syiah Hutsi mampu menguasai Yaman (Utara), setelah menjatuhkan pemerintahan Abdul Hadi (rezim yang sah). Keberhasilan ini karena bantuan mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Shaleh, yang dijatuhkan oleh massa pada 2011 (Arab Springs). Lucunya, saat itu Hutsi ikut mendemo Ali Abdullah Shaleh dengan tuduhan banyak korupsi; namun setelah jatuh Ali mendukung Hutsi untuk menjatuhkan Abdul Hadi. 

5. Setelah rezim Abdul Hadi tumbang, ia lari ke Saudi, mencari suaka di sana. Selanjutnya Saudi melancarkan serangan udara ke Yaman sejak 2015. Pangeran MBS pernah jadi bagian armada tersebut. 

6. Tetapi serangan Saudi ini tidak efektif, kadang salah sasaran, karena hanya mengandalkan serangan udara. Seharusnya Saudi serius menerjunkan pasukan darat untuk mendesak Hutsi. Tanpa serangan darat yang efektif, sulit bisa menaklukkan kekuatan Hutsi. 

7. Tapi dalam hal ini, Saudi (tentu) berhitung dengan cermat, membandingkan nilai "menyelamatkan kaum Sunni Yaman" dengan risiko "kerugian akibat perang". Apa mungkin nanti Yaman bisa membayar semua kerugian Saudi akibat perang..? Barangkali begitu pertanyaan yang terus menggelayut di hati para umaro' Saudi. 

8. Rezim Hutsi tidak kalah akal, mereka membalas Saudi dengan cara memboikot wilayah-wilayah yang menentang kekuasaannya, dengan memutus akses ekonomi dan logistik ke wilayah-wilayah tersebut. Inilah sebab yang menjadikan banyak rakyat Yaman menderita dalam kelaparan. (Semoga Allah Ta'ala menyelamatkan mereka dari penderitaan dan kelaparan. Amiin ya Rabbal 'alamiin 🤲🤲). 

9. Bila melihat situasi seperti ini, sebab penderitaan Muslim (Sunni) Yaman adalah: 

a. Kekuasaan Syiah Hutsi, yang didukung penuh oleh Iran. Bahkan disebut, Hutsi bersekutu juga dengan Bashar Assad di Suriah, Korea Utara, Rusia. 

b. Pertolongan mantan Presiden Ali Abdullah Shaleh, yang membukakan pintu-pintu Yaman Utara kepada Hutsi. Mungkin diam dendam karena dijatuhkan dalam Arab Springs. Padahal dulunya Ali Abdullah gigih mengalahkan Yaman Selatan, sehingga terbentuk negara Yaman Bersatu. 

c. Saudi yang sepakat membela PM Abdul Hadi lebih condong mengerahkan serangan udara, dan menerjunkan serangan darat yang lemah. (Mungkin karena skill berperangnya kurang, akibat negeri terlalu mskmur). 

d. Dan ini penting juga, kaum Ahlus Sunnah di Yaman tidak bersatu, namun terbagi dalam berbagai faksi yang berbeda-beda pemikirannya. Ada yang bercorak sekuler, Salafi, Tasawuf, pergerakan, hingga Jihadi. Untuk menyatukan Sunni seperti ini sangat sulit. 

10. TETAPI sebab utama yang sangat jelas dan diakui oleh berbagai pihak adalah: KUDETA SYIAH HUTSI. Dan mereka sepenuhnya didukung oleh Iran. Saat ini pemimpin mereka, Abdul Malik Badrudin Al-Hutsi. Mereka masih kesulitan mendapatkan pengakuan internasional atas klaim kekuasaannya. 

□ Kami percaya bahwa bangsa Yaman akan kembali kepada asalnya, negara yang dibangun di atas komitmen Ahlus Sunnah wal Jamaah. Bila saat ini kaum Hutsi mendominasi, khususnya di wilayah Utara, itu tak lebih dari suatu MUSIBAH BESAR yang terjadi karena perpecahan kaum Sunni di sana. Oleh itu bersatulah, bekerjasamalah, bersaudara demi niat suci MASLSHAT HIDUP rakyat Sunni Yaman. Dan semoga saja ke depan Hutsi kembali ke asal akidahnya yang DEKAT Ahlus Sunnah, bukan menurut plot Teheran. Amiin Allahumma amiin. 🤲🤲🤲

(Sam Waskito)

Baca juga :