Kita akan ditanya...
My friend,
Saya penulis, kelak, saat di hari penghabisan, saya akan ditanya:
'Kamu kok nulis buku itu, kamu tahu tidak dampaknya ke pembacanya?'
'Heh, kamu itu ngerti tidak jika tulisanmu berpengaruh buruk?'
'Tere Liye, kamu tahu tidak, gara-gara bukumu, ada pembaca yg jadi ngabisin duit banyak?'
Saya percaya sekali soal ini. Bahwa kita semua akan ditanya. Lama. Detail. Lantas tangan, kaki, semuanya menjadi saksi.
Maka, wahai Tuan, Nyonya,
Saat kalian berebut pengin jadi Bupati, Gubernur, Presiden, saat kalian berbondong-bondong, antri panjang pengin jadi anggota DPRD, DPR. Bahkan dalam level bawah, jutaan orang mendaftar pengin jadi ASN/PNS. Semangaaaat sekali pengin jadi PNS.
Apakah kalian menyadari, bahwa kalian juga akan ditanya kelak.
Lihatlah, 6 orang mati kelaparan.
'Heh, kamu kok baru rusuh sekarang?'
'Memangnya kamu tidak bisa bantu mereka sebelum mati?'
'Jangan banyak alasan deh. Cuacalah, salah KKB-lah, salah langit lah. Saat pemilu ludahmu muncrat kemana-mana banyak janji, giliran begini, kamu muter-muter.'
Seriusan, Tuan, Nyonya,
Dunia ini tidak sempurna, memang. Tapi kelak. Di akherat, bahkan urusan sebutir debu pun akan diselesaikan. 6 orang mati kelaparan. Kamu pasti jelas sekali akan ditanya. Semua orang yang seharusnya ada di sana bertanggung-jawab, akan ditanya.
Hingga Istana Presiden sekalipun.
Saat hari itu tiba. Pencitraan, polesan, ngeles, dll TIDAK berguna lagi. Apalagi para penjilat, tidak bisa membantu lagi. Mereka juga sibuk sendiri ditanya-tanya.
(By TERE LIYE)