STRATEGI JEMPOLAN PRABOWO
"Langkah Pak Prabowo semakin tidak terbendung," kata seorang Kawan sambil menarik nafas dalam-dalam. Kami mendiskusikan kunjungan Pak Prabowo ke Kantor DPP PSI.
Saya tidak tahu, apakah dia kagum, kesal atau justru sedang menyesal. Karena sebenarnya dia adalah Pendukung Capres Mas Ganjar.
"Kemungkinan analisamu akan terbukti Lae. Kalok-pun jadi tiga Paslon, Pak Prabowo akan menang sekalipun tipis. Tapi kalau sampai hanya dua Paslon, Pak Prabowo sudah jelas menang mutlak," sambungnya.
Saya tetap diam. Manggut-manggut. Menyimak. Kalau posisi jagoan kita di atas angin memang sebaiknya demikian, bukan?
"Strategi Politik Pak Prabowo sekarang benar-benar jempolan. Merangkul semua orang. Tidak merasa besar sendiri. Siapa sih pembisik beliau?" tanyanya.
Saya tetap diam. Tapi dalam hati mengakui kalau langkah Politik Pak Prabowo sekarang benar-benar luar biasa. Politik merangkul semua orang. Politik yang menyatukan. Sangat berbeda 180 derajat dengan dua kali Pilpres sebelumnya.
Dalam Politik, apalagi sistem Demokrasi "one man one vote", seperti yang berlaku di Negara kita, suara setiap orang sama nilainya, maka sangat penting menjadikan semua orang sebagai kawan.
Secara pribadi saya memang tidak suka PSI. Tapi pemilih mereka hampir 3 juta suara. Jumlah itu hampir sama dengan DPT Provinsi Kaltim!
Suara Nasional PSI sekitar 2,6 jutaan. Sementara DPT Bengkulu cuma 1,4 jutaan. Bangka-Belitung 1 jutaan. Kepri 1,5 jutaan. Bahkan DPT hampir semua Provinsi di Indonesia Timur, kecuali Sulawesi Selatan dibawah suara Nasional yang didapatkan PSI.
Mungkin bagi Partai Nenek Sombong, dengan perolehan suara mereka 27 jutaan suara, jumlah 2 jutaan tidak dianggap terlalu penting. Cuma dipandang sebelah mata sebagai anak ingusan.
Tapi bagi Pak Prabowo semua Partai diperlakukan sangat penting. Termasuk semua Parpol Non Parlemen. Sebelum ke PSI, Pak Prabowo sebelumnya datang dengan formasi lengkap dari Gerindra menghadiri Undangan dan Deklarasi dukungan dari PBB. Sekalipun PBB di Pemilu 2019 cuma mendapatkan suara tidak sampai 2 juta dan gagal masuk Senayan.
Namun Langkah Politik Pak Prabowo ini memang layak diapresiasi dan mendapatkan acungan Jempol. Karena kalau semua Parpol Non Parlemen disatukan suaranya, jumlahnya lebih 13 jutaan, bisa jadi Partai ke Empat terbesar.
Hanya saja untuk bisa melakukan Langkah Politik seperti Pak Prabowo, bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kerendahan hati, tulus, ikhlas, pemaaf dan tidak pendendam. Mengingat bagaimana "kejam" dan "kejinya" serangan serta fitnahan Politik kepada beliau.
Dan paling penting, kalau berbicara posisi Capres, diantara tiga Capres terkuat hanya Pak Prabowo yang bisa leluasa menjalin kedekatakan dan merekatkan persatuan dengan semua komponen anak bangsa.
Karena sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Pak Prabowo tentu tidak perlu meminta ijin kepada Bu Mega atau Pak Surya Paloh. Paling cukup komunikasi ke Gus Imin sebagai Rekan Koalisi.
Jadi tanpa bermaksud merendahkan Capres yang lain, posisi seorang Capres sebagai Ketua Umum Partai menurut saya juga sangat-sangat penting. Apalagi kalau kelak terpilih jadi Presiden.
Eh, saya juga sedikit penasaran. Kira-kira siapa ya sosok dibalik langkah-langkah Politik yang super cerdas dan jenius dari Pak Prabowo sekarang?
Sampai-sampai model Abu Janda dan Ade Armando yang di Pilpres 2014 dan 2019 begitu anti dan berulang kali dengan keji dan kejamnya memfitnah Pak Prabowo tapi sekarang berbalik hormat.
(Azwar Siregar)