Lebih dari 20 tahun war on terror, apa kabar Al-Qaeda sekarang?
Apakah hancur lebur tak bersisa? Karena tokoh-tokohnya sudah dibunuh Amerika..
Tidak, mereka malah tambah besar dan kuat. Di Afghanistan mereka ikut merasa menang, meski yang menang adalah Taliban dan operasi Al-Qaeda di Afghanistan telah sepenuhnya dishutdown oleh Taliban.
Dalam hal ini, visi Usamah ben Ladin "mengusir kafir dari negeri Muslim" dan penerapan syari'at Islam terwujud, meski yang melakukannya Taliban.
Al-Qaeda sekarang memiliki banyak cabang, dengan bentuknya tak lagi teror tanpa tujuan jelas. Sejak ditikam ISIS, Al-Qaeda mengubah bentuk operasinya, dari teror tak jelas menjadi "jihadis rebel", yaitu pemberontak dengan wilayah dan penduduknya yang dikuasai secara de facto.
Cabang militan pro Al-Qaeda didorong agar menguasai wilayah seluas-luasnya dan memagari penduduk sebanyak-banyaknya, lalu di sana di-install sistem Al-Qaeda. Kehidupan masyarakat dibuat senormal mungkin di bawah mereka.
Milisi-milisi yang condong ke Islam pun diajak bersekutu, atau minimal tidak saling baku tembak.
Alias buka franchise sebanyak mungkin.
Keberhasilan Al-Qaeda bukan di Suriah atau Timteng, karena cabang Al-Qaeda Suriah malah sudah dihancurkan oleh eks Al-Qaeda Suriah sendiri. Kok bisa? Bisa, begitulah uniknya wilayah perang.
Di Yaman dan tanah Arab juga tak terlalu berhasil membesarkan organisasi, akibat track record masa lalu yang sangat dibenci orang Yaman.
Kesuksesan Al-Qaeda saat ini adalah bercokol di wilayah Afrika. Karena banyak negara miskin, pemerintah korup, jauh dari sorotan dunia dan adanya kekacauan maupun pemberontakan dalam negeri.
Diantara cabang Al-Qaeda Afrika antara lain:
1. Mali, Al-Qaeda masuk setelah utara Mali diguncang pemberontakan suku Tuareg. Gerakan JINM kemudian mendeklarasikan diri sebagai bagian dari Al-Qaeda.
2. Burkina Faso
3. Pantai Gading
4. Niger
5. Aljazair
6. Al-Syabab Somalia yang menguasai wilayah subur luas
7. Libya
8. Chad
Dll.
Dengan franchise regionalnya:
1. AQIM (Afrika Utara)
2. AQAP (Yaman)
3. AQIS (anak benua India)
Sekutu, seperti faksi pemberontak TTP di Pakistan yang tidak pro ISIS.
Dengan mengambil taktik sebagai pemberontak, Al-Qaeda menjadi sulit dihancurkan. Mereka mudah memperoleh dukungan penduduk yang merasa hidup di bawah Al-Qaeda lebih baik daripada di bawah pemerintah atau milisi pemberontak lainnya. Sehingga rekruitmen menjadi lebih mudah.
Al-Qaeda juga menghindari membuat masalah di negara yang penduduknya hidup damai. Mengurangi serangan di luar negara perang yang dimusuhinya. Tujuannya agar mengurangi tingkat antipati dunia Islam terhadap mereka.
Yang unik antara Al-Qaeda dan ISIS ini seperti persaingan Alfamar** dan Indomar**. Dimana Alfa buka franchise, di situ Indo juga buka, begitupun sebaliknya.
(Pega Aji Sitama)