Saya dulunya sama dengan pak Mubtadi Faisal ini, agak eneg mendengar dikit-dikit Hijrah, dikit-dikit Hijrah. Make jilbab, hijrah. Jilbab diperlebar, hijrah. Meninggalkan urusan dengan bank, hijrah. Keluar dari sirkel diskotik dan gabung sirkel kajian, hijrah. Nikah muda tanpa pacaran, hijrah....
Rasanya obral istilah hijrah ini mereduksi nilai peristiwa besar hijrahnya Nabi dan para sahabat dari Makkah ke Madinah dulu.
Kemudian.... saya membaca hadits Nabi di awal-awal kitab Sohih Bukhari, dimana beliau SAW bersabda:
وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ
"Orang yang hijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah." [HR Bukhori]
Setelah membaca hadits tersebut, saya tidak pernah lagi merasa eneg, tidak suka apalagi mencibir term hijrah yang memang banyak dipakai da'i-da'i generasi muda jaman now.
Terlebih lagi permulaan hadits tadi adalah larangan untuk mencela saudara sesama muslim:
المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
"Seorang Muslim adalah yang orang Islam lainnya selamat dari kejahatan lidah dan tangannya."
[By Rio Rinaldi]