[PORTAL-ISLAM.ID] Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dinilai sudah ketularan virus "budeg" akibat tidak mau mendengarkan aspirasi masyarakat Jawa Barat yang menolak pembangunan patung raksasa Soekarno.
"Ridwan Kamil sekarang mulai ikut-ikutan Jokowi budeg terhadap kritikan rakyat dan kabur ketika didemo rakyat," ujar Pemerhati Sosial dan Politik, Sholihin MS, dalam artikelnya seperti dilansir suaranasional.com, Senin (21/8/2023).
Lebih lanjut, Sholihin MS menyatakan:
Pemimpin itu dipilih oleh rakyat, digaji rakyat, harus bertanggung jawab terhadap rakyat, bukan malah kerjanya menyakiti rakyat.
Ridwan Kamil di akhir masa jabatannya malah membuat masalah yang sangat serius dengan warga Jawa Barat, khususnya umat Islam yang merupakan mayoritas
Umat Islam yang diwakili oleh para ulama, tokoh-tokoh masyarakat, dan elemen ormas Islam menyatakan penolakan dan penentangannya terhadap patung Soekarno.
Ridwan Kamil sebagai pejabat negara dan pejabat publik tidak boleh berjalan sendiri. Sebagai pejabat negara, setiap kebijakan harus atas persetujuan DPRD dan pertimbangan Majelius Ulama. Sebagai pejabat publik harus memperhatikan aspirasi dan kemaslahatan rakyat.
Pertama, Menumbuhkan kemusyrikan
Patung adalah simbol keberhalaan (ashnam), di mana semua Nabi dan Rasul diperintah Allah untuk memberantas berhala-berhala. Ibrahim AS berkata : “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Q.S.Ibrāhīm:35)
Kedua, Kembali ke masa kebodohan
Patung atau berhala hanya ada di era primitif dan kebodohan (jahiliyyah). Penyembah patung adalah adalah orang-orang tidak bisa berfikir logis, karena yang jadi pijakan tindakannya adalah hawa nafsu, sedangkan hawa nafsu selalu ditunggangi syetan.
Ketiga, Memberikan edukasi yang buruk dan sesat
Kata pepatah: kejahatan bukan sekedar karena ada niat, tapi karena ada kesempatan. Dengan dibangunnya Patung Soekarno memberikan pendidikan yang tidak baik bahkan menyesatkan terutama kepada generasi muda dan anak-anak.
Keempat, Menentang aspirasi rakyat, khususnya umat Islam
Penduduk Jawa Barat mayoritas Muslim dan sangat religius. Sebagai seorang pemimpin seharusnya mampu mengakomodir kepentingan umat Islam. Tidak main hantam kromo begitu saja, apalagi Ridwan Kamil melangkahi lembaga DPRD.
Kelima, Penghamburan Uang yang tidak tidak berpihak kepada rakyat kecil
Pembangunan patung tidak memberi dampak yang positif bagi kesejahteraan raiyat. Dana itu akan memberikan manfaat yang sangat besar jika digunakan membantu ekonomi rakyat.
"Jika hati nurani Ridwan Kamil masih berfungsi, harus mengakomodir kehendak rakyat dan nasihat para ulama, sehingga akan selamat dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika Ridwan Kamil bungkam, bisu, dan menutup mata dan hati atas berbagai protes masyarakat dan penolakan ulama, maka RK bukan saja akan mendapat raport merah atas kepemimpinannya, tapi juga bakal menyesal di akhirat kelak karena akan menanggung dosa sebanyak orang yang mempercayai patung itu, apalagi sampai mengkultuskannya," pungkas Sholihin MS.(*)