PRABOWOISME

PRABOWOISME
(By Azwar Siregar)

Menjadi Loyalis, Kader atau cuma sekedar Pendukung Pak Prabowo di jaman now itu memang asyik.

Pertama karena posisi Pak Prabowo diberbagai Survey Pilpres selalu menduduki juara. Rata-rata menang mutlak kalau head to head melawan Capres manapun.

Kedua, posisi Pak Prabowo yang menjadi jembatan atau Pemersatu diantara para Capres lainnya. Posisi Netral diantara Kubu Ekstrem Kanan yang sebagian merasa pemilik Kavling Surga dengan Kubu Ekstrim Kiri yang merasa paling Indonesia.

Ketiga, dan ini sangat penting. Gaya Politik Pak Prabowo yang sekarang jauh lebih cool dan santai. Mungkin saja karena disekeliling beliau sekarang adalah orang-orang yang lebih santai dan berjiwa damai.

Kita-kita yang menjadi Loyalis Pak Prabowo juga ya ikutan santai dan damai. Melihat semuanya adalah sahabat. Saudara sebangsa yang harus dirangkul dan diajak bersama membangun Negeri ini.

Sekalipun Pak Prabowo karena posisinya yang secara difacto sudah dianggap Pemenang Pilpres menjadi sasaran fitnah dari kiri dan kanan, jadi target Kampanye Hitam, ya kita cuma balas dengan senyuman dan pencerahan.

Misalnya Pak Prabowo dibilang sudah tidak sanggup lagi jadi Presiden karena usia sudah tua. Ya kita cuma tertawa.

Karena kalau yang menuduh usianya juga sudah tua, berarti kita pahami itu adalah bentuk kekecewaan terhadap dirinya sendiri. Mungkin dari usia muda sampai tua jadi manusia tidak berguna.

Kalau yang menuduh usianya masih muda, belum tentu kesehatan Jasmani dan rohaninya lebih fit dari Pak Prabowo. Jangankan diajak naik Jet Tempur, adu renang sama Pak Prabowo aja pasti keok kok.

Saya sendiri salut dan angkat jempol melihat padatnya aktivitas Pak Prabowo. Dalam sehari bisa mengunjungi berbagai tempat bahkan antar Negara. Lha, saya baru penerbangan Medan-Balikpapan akan istrahat satu harian.

Selanjutnya adalah tuduhan Pak Prabowo Pelanggar HAM.

Tuduhan ini sudah seperti bunyi Kaset Kusut yang cuma diperdengarkan lima tahun sekali. Jadi sekalipun berkali-kali dijelaskan dan tidak ada bukti sama sekali, bunyi Kaset Kusutnya selalu diperdengarkan oleh para oknum politisi yang terindikasi disusupi PKI.

Kalau saya sih sederhana saja. Waktu itu Pak Prabowo seorang militer. Punya jabatan penting dan strategis. Kemudian ada oknum-oknum dan aktivis yang dianggap membahayakan Negara dan Pemerintah.
Ya pasti ada upaya Cekal alias Cegah dan Tangkal. Justru salah besar kalau Militer diam dan tidak menjaga ideologi Negara dan kestabilan Pemerintah.

Makanya Pak Prabowo mengamankan beberapa aktivis. Tapi semua kembali dalam keadaan sehat dan bugar. Sekarang malah rata-rata jadi Pejabat di negeri ini. Bahkan sebagian besar juga jadi Pendukung Pak Prabowo.

Nah saya tanya sama Adian Napitupulu dan Aktivis cap Gayung yang selalu memfitnah Pak Prabowo lainnya. Kalau sekarang ada pergerakan aktivis yang dianggap membahayakan Negara dan Pemerintah, apa ente yakin Militer akan diam saja?

Terlalu munafik Adian Napitupulu, Guntur Romli dan rombongan sirkusnya. Mereka justru mendukung penangkapan eks Danjen Kopassus Pak Soenarko. Mereka dulu justru mendukung penangkapan almarhumah Ibu Rahmawaty Sukarno Putri dan kawan-kawan karena tuduhan makar.

Terus dimana suara si Adian dan si Romli ini ketika terjadi kasus KM 50 dan pembubaran Ormas dari beliau yang tidak boleh disebutkan namanya. Bukankah semuanya berhubungan dengan tuduhan potensi "mengganggu" Pemerintah.

Dimana-mana Militer pasti bergerak untuk mengamankan semua yang dianggap berpotensi mengganggu Pemerintah berkuasa yang sah. Bedanya Pak Prabowo mengamankan para aktivis dan kembali dalam keadaan sehat. Kalau sampai sekarang masih ada yang hilang, tanya Pak Wiranto dan Kepala BIN saat itu dong.

Kampanye hitam selanjutnya adalah ejekan "berkali-kali kalah, kok masih maju lagi".

Lah, Pak Prabowo itu maju Pilpres dengan Partainya sendiri. Bukan menumpang Partai Bu Mega atau Partai Pak Surya Paloh. Pak Prabowo maju Pilpres dengan biaya dan modalnya sendiri. Bukan pakai modal Pak Surya Paloh dan para Cukong lainnya. Apanya yang salah?

Mental-mental sakit malah menyalahkan Pejuang yang pantang menyerah. Pantas saja di negeri ini kebanyakan mental babu dan pengemis. Kalau kalah langsung menyerah. Menyendiri dan cuma bisa meratapi nasib. Maaf ya, kami bukan mental Pencundang. Kami pendukung Pak Prabowo layaknya Pak Prabowo sendiri tidak mengenal kata menyerah di kamus Perjalanan Hidup kami.

Terakhir yang lucu ada ungkapan kocak yang menyebut Pak Prabowo adalah masa lalu dan Boneka Pak Surya Paloh sebagai masa depan mereka.

Wuihhh... tapi ya silahkan aja menjadikan Boneka sebagai masa depan kalian. Bonekanya mau disembah juga kita tidak ada masalah mas bro.
Tapi ojo ajak-ajak kami orang waras dong, ha..ha..ha...

Sebagai Penutup, dan sekaligus jawaban bagi orang-orang yang mempertanyakan apa prestasi Pak Prabowo, khususnya yang mengejek beliau sebagai "pecatan Jenderal".

Bro, pangkat Jenderal itu saja sudah sebuah Prestasi. Coba lihat keturunanmu tujuh tingkat sampai ke nenek moyangmu, ada yang sudah jadi Jenderal ngga?

Kalau hal ini belum bisa membuka matamu, sekarang coba duduk dan ambil nafas. Tenangkan pikiran dan renungkan dengan hati bersih.

Buat yang pendukung Mas Ganjar, sudah pasti pendukung Pak Jokowi juga. Nah, Pak Jokowi dan Bang Anies adalah salah satu "prestasi" hidup dari Pak Prabowo.

Ada jejak dan sentuhan tidak terhapus di karir politik Pak Jokowi dan Bang Anies. Kalau tidak percaya, silahkan tanya Pak Jokowi dan silahkan tanya Bang Anies. Begitu juga dengan Pak Ahok, Kang Ridwan Kamil, Pak Isran Noor, Pak Edy Rahmayadi dan puluhan Kepala daerah lainnya.

Jadi gimana, siap bersatu bersama Pak Prabowo membangun Negeri kita?

(fb)

Baca juga :