[PORTAL-ISLAM.ID] Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Sulaiman Tanjung mengungkapkan, bahwa calon presiden yang menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres pada Pemilu 2024 akan mengalami kekalahan.
“Siapapun capresnya akan kalah jika wapresnya Muhaimin. Teorinya sederhana, wong PKB saja tidak bertanggung jawab akan rating (elektabilitas) Ketua Umumnya,” kata Sulaiman Tanjung dalam keterangannya pada Minggu (27/8/2023).
Sulaiman menyebut, pendapat itu berdasarkan hasil survei Litbang Kompas. Dirinya menjelaskan bahwa pemilih PKB enggan memilih Muhaimin sebagai capres ataupun cawapres. Padahal survei partai PKB mencapai 7 persen, sedangkan elektabilitas Muhaimin hanya 0,4 persen.
“Jadi Gus Yahya (Ketum PBNU) itu tidak pernah mempermasalahkan PKB. Hanya yang beliau sesalkan itu ternyata pemilih PKB sendiri ogah sama Muhaimin. Ini 'kan fakta; survei Kompas PKB 7 persen dan Muhaimin hanya 0,4'. Kan jomplang,” jelasnya.
Dirinya menjelaskan, bahwa sebagian besar suara warga NU terbagi merata di semua partai politik. Bahkan, warga NU terbanyak mencoblos PDI Perjuangan; kemudian Gerindra di urutan kedua dan Partai Golkar. Baru PKB di urutan ke empat yang dicoblos warga NU.
“Jadi NU itu tidak hanya milik PKB. Buktinya yang paling banyak dipilih warga NU adalah PDI Perjuangan; bukan PKB. Jadi PBNU akan tetap menjaga jarak dengan semua partai politik, tidak ada perlakuan istimewa,” terangnya.
Oleh karenanya, dia menjelaskan bahwa Muhaimin tidak bertanggung jawab apabila masih terus memaksa untuk mendorong diri menjadi capres atau cawapres. Muhaimin disebut tidak bertanggung jawab karena tidak mampu mendorong elektabilitasnya yang di bawah satu persen tersebut.
“Kita ndak habis pikir bagaimana PKB bertanggung jawab pada pemenangan calon presiden, sedangkan pada ratingnya Muhaimin saja tidak bertanggung jawab,” ujarnya.
(Sumber: Tirto)
__________
*NB: Sudah jadi rahasia umum terjadi perbedaan (baca: perseteruan) antara Ketum PBNU Gus Yahya dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.