Mencari Pendamping Anies di Pacitan
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengklaim Koalisi Perubahan untuk Persatuan telah mengantongi satu nama calon pendamping Anies Rasyid Baswedan untuk berlaga dalam pemilihan presiden 2024. Koalisi saat ini tinggal membahas waktu yang pas untuk mengumumkan sosoknya.
“Tinggal masalah waktu dan pengumuman yang diputuskan tim delapan dan Anies,” kata Herzaky kepada Tempo, kemarin (Jumat, 18 Agustus 2023).
Selain diisi Demokrat, Koalisi Perubahan untuk Persatuan beranggotakan Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketiga partai ini bersepakat mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. Beberapa nama mencuat sebagai calon pendamping Anies, seperti Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono; bekas Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan; dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Agus dan Khofifah disebut-sebut sebagai kandidat terkuat.
Herzaky enggan mengungkap siapa tokoh yang ia maksud telah ditetapkan sebagai pendamping Anies itu. Namun, dia memastikan, nama tersebut sudah disepakati jauh-jauh hari sebelum pertemuan tim delapan dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, di Pacitan, Jawa Timur, pada Kamis, 17 Agustus lalu.
“Tapi ini dari kami perlu dikomunikasikan ke teman-teman partai lain. Sebab, kalau kami, informasi dari AHY,” kata Herzaky.
Tim delapan berisikan pengurus teras masing-masing partai, yakni Sugeng Suparwoto, Willy Aditya (NasDem); Teuku Riefky Harya, Iftitah Sulaiman Suryanegara (Demokrat); serta Sohibul Iman dan Al-Muzammil Yusuf (PKS). Sedangkan dua lainnya adalah Sudirman Said dan Dadang Dirgantara sebagai perwakilan Anies.
Pertemuan tim delapan dan SBY digelar di sela peresmian Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Pacitan, Jawa Timur, pada Kamis lalu bertepatan momen HUT Kemerdekaan RI ke-78.
Peresmian itu dihadiri oleh Anies beserta anggota tim delapan Sugeng Suparwoto dan Sudirman Said. Hadir pula bekas Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan Presiden PKS Akhmad Syaikhu.
Seorang petinggi Partai Demokrat mengungkapkan keluarga SBY sebetulnya hanya mengundang keluarga besar, kerabat, serta para bekas menteri di kabinet pertama dan kedua era pemerintahan SBY. Anies, kata dia, sebetulnya tak termasuk dalam undangan. "JK yang meminta Anies hadir," ujarnya.
Menurut dia, pertemuan di Pacitan memang rencana lama. Pertemuan itu atas dasar keputusan rapat yang sudah dilakukan sebelumnya. Di sela peresmian itu pula SBY, Kalla, Anies, dan sebagian anggota tim delapan membicarakan rencana pengumuman deklarasi cawapres.
“Peta politiknya kan sudah jelas. Kalau koalisi tidak cepat (melakukan) konsolidasi dan rekrutmen tokoh-tokoh, bisa ketinggalan. Jadi, ada komunikasi intens di beberapa hari terakhir di antara berbagai unsur tokoh-tokoh kunci koalisi perubahan, baik dari unsur partai maupun non-partai,” kata dia.
Pertemuan tim delapan memang semakin intens setelah Partai Golkar dan PAN bergabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Rayat (KKIR), yang dibangun Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk mengusung Prabowo Subianto, pada Ahad, 14 Agustus lalu. Masih dari sumber yang sama, pembahasan penentuan waktu pengumuman juga berlangsung kemarin. Namun pertemuan lanjutan tersebut tidak digelar di Pacitan. “Ada di sebuah daerah. Saya belum bisa buka,” ujarnya.
Menimang Waktu Deklarasi Pasangan Anies
Herzaky tidak menampik bahwa pertemuan di sela peresmian Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Pacitan diiringi pembahasan rencana pengumuman cawapres Anies. Pada mulanya, kata dia, PKS sempat mengusulkan deklarasi dilangsungkan pada 17 Agustus bersamaan dengan peringatan kemerdekaan RI. Namun, dengan berbagai pertimbangan, koalisi bersepakat mengundur jadwal pengumuman itu. “Pertimbangan taktis-politis,” kata Herzaky.
Meski begitu, Demokrat mengusulkan pengumuman cawapres dilaksanakan pada bulan ini. Menurut Herzaky, rakyat perlu kepastian bahwa Anies siap maju dalam Pilpres 2024. “Adanya pengumuman cawapres Anies bisa memberi kepastian bahwa Anies resmi berlayar,” ujarnya.
Herzaky mengatakan kehadiran cawapres Anies juga sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan koordinasi tim pemenangan. Pasalnya, waktu yang tersisa tinggal enam bulan untuk menuju pencoblosan pada 14 Februari 2024. Waktu yang tersisa itu perlu dimaksimalkan untuk menyebarkan gagasan dan program koalisi ke seluruh daerah.
“Dengan adanya tim pemenangan, kami ingin menampik isu bahwa koalisi perubahan hendak membumihanguskan kebijakan Jokowi. Padahal tidak seperti itu. Kalau sudah ada cawapres, kami bisa jelaskan ke publik,” kata Herzaky. “Bagi kami, waktu sangat berharga, kepastian sangat penting. Tapi keputusan tetap ada di Anies."
Anggota tim delapan sekaligus Ketua DPP PKS, Al Muzzammil Yusuf, tidak hadir dalam peresmian Galeri Seni SBY-AHY di Pacitan. Namun dia membenarkan bahwa pertemuan pada Kamis lalu itu membahas cawapres. Dia menyatakan tidak mengetahui apa yang dibahas dalam pertemuan itu. “Tapi memang sekarang itu fase keputusan dari Anies. Jadi, mungkin sekarang mendalami pertanyaan ke Anies tentang siapa dan kapan cawapres diumumkan,” ujar dia, kemarin.
Muzzammil mengakui bahwa PKS juga mendesak koalisi untuk segera mengumumkan cawapres Anies. Sependapat dengan Herzaky, Muzzammil menyebutkan nama cawapres itu sudah ada. Karena itu, menurut dia, menunda pengumuman tak akan baik bagi koalisi ini mengingat momentum konsolidasi partai semakin terbatas. “Momentum untuk konsolidasi berbagai kelompok masyarakat pendukung Anies juga semakin terbatas waktunya,” kata dia.
Sekjen PKS, Aboe Bakar Al Habsyi, tidak membalas pesan dan telepon Tempo perihal pembahasan dengan tim delapan. Sebelumnya, dia menuturkan adanya rencana pertemuan lanjutan di lingkup internal koalisi untuk membahas cawapres Anies pada Jumat, 18 Agustus 2023. Dia berharap pertemuan ini menyepakati jadwal pengumuman cawapres Anies.
Sugeng Suparwoto dan Sudirman Said juga tidak merespons permintaan konfirmasi Tempo mengenai pertemuan kemarin. Willy Aditya pun setali tiga uang. Sebelumnya, Willy mengatakan koalisi akan mengadakan rapat lanjutan mengenai cawapres Anies. “Mungkin, setelah Pacitan, kami akan melakukan konsolidasi lebih besar. Ada keputusan penting,” ujar Willy, Rabu, 16 Agustus lalu. Adapun juru bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah, juga tidak merespons pertanyaan Tempo perihal keterlibatan Kalla dalam pembahasan pengumuman cawapres Anies.
Cawapres AHY?
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, memperkirakan cawapres Anies berasal dari internal koalisi untuk menjaga keseimbangan antar-partai. Menurut dia, AHY—panggilan Agus Harimurti Yudhoyono—berpeluang besar mendampingi Anies. Selain merupakan ketua umum partai, Agus memiliki elektabilitas yang lebih tinggi dibanding calon lain dari PKS.
“Hal itu bisa jadi pertimbangan karena memungkinkan memberikan efek kemenangan. PKS paling nanti mendapat kompensasi politik dan finansial. Biar sama-sama enak dan happy,” ujar Ujang.
Perihal waktu deklarasi cawapres, Ujang menilai pengumuman yang cepat bisa menguntungkan koalisi Anies. Keuntungan itu adalah memberi kesempatan kepada rakyat untuk segera menilai cawapres, baik dari latar belakang, prestasi, pengalaman, maupun kinerjanya.
Namun pengumuman yang terlalu cepat juga bisa merugikan karena lawan politik bisa bermanuver.
“Di sisi lain, ada juga strategi untuk mengumumkan cawapres di ujung-ujung (menit terakhir pendaftaran KPU -red). Ini agar lawan politik tak tahu siapa nama cawapresnya. Tapi ini juga bisa merugikan karena tidak bisa segera dinilai masyarakat,” kata Ujang.
[Sumber: Koran TEMPO, Sabtu, 19 Agustus 2023]