Oleh: Erizal
Gerindra harus siap-siap juga kehilangan PKB. Agaknya, PKB sudah menjadikan harga mati pula Muhaimin Iskandar sebagai Cawapresnya Prabowo. Bukan sekadar penentu siapa bakal mendampingi Prabowo, tapi tiket cawapres itu sendiri yang mau dipakai oleh Gus Muhaimin.
Anggapan beberapa elite Gerindra bahwa Gus Muhaimin hanya sebagai penentu pendamping Prabowo, siapa pun yang bakal mendampingi Prabowo harus lewat Gus Muhaimin, ternyata itu meleset. Gus Muhaimin mau memakai tiket Cawapres itu sendiri. Bukan untuk siapa pun.
Ini baru terbaca belakangan. Makin kencang beberapa hari lalu. Biasanya hanya di tataran pengurus saja, kini langsung Gus Muhaimin sendiri yang mendesak. Dulu, soal Cawapres akan dibicarakan bersama-sama dengan mitra koalisi lain, yang terus digalang. Kini, tidak lagi.
Gus Muhaimin harus cepat-cepat diumumkan sebagai Cawapresnya Prabowo. Kalau tidak, sebelas dua belas, Lu nggak jelas, Gue lepas. Ini dari petinggi PKB langsung. Apalagi setelah ada pernyataan dari Golkar dan PAN, tak akan bergabung ke Anies, tapi Prabowo atau Ganjar.
Mungkin bukan meleset, tapi berubah. PKB mulai berubah. Mulai agak menggas. Bisa jadi karena langkah dari Jokowi juga berubah-ubah. Kadang seperti ke Prabowo, kadang seperti ke Ganjar pula. Maka, tak ada salahnya PKB juga bermanuver. Bila Gerindra tak jelas, ya ke PDIP.
Bahkan, ada sinyal baru PKB ke Anies. Asal ada foto Gus Muhaimin di kertas suara, maka PKB akan ikut. Kalau memang itu syarat mutlak dari PKB, maka Gerindra harus siap-siap kehilangan PKB. PAN apalagi Golkar, akan berat menerima Gus Muhaimin. Tak ada kompensasi yang bisa mengganti, kalau peluang menang tipis. Entah.(*)
PKB dan Nasdem sdh cukup utk maju di pilpres 2024.
— Umar Al Chelsea (@Umar_Hasibuan__) August 11, 2023
Kalian dukung gak pasangan Cak Imin dan Anies di Pilpres 2024. Siapa capres dan wapres bisa rembukan dgn santai. pic.twitter.com/fC6oIhV7Eu