[PORTAL-ISLAM.ID] Sekretaris Majelis Syuro PA 212, Ustadz Slamet Ma’arif mengatakan, duet Ganjar-Anies akan merugikan Anies Baswedan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Jika terjadi duet Ganjar-Anies) siap-siap saja Anies dan PKS ditinggal pendukungnya. Umat Islam akan berpikir 1.000 kali untuk mendukung Ganjar-Anies,” tegas Ustadz Slamet, Rabu (23/8/2023) dikutip Harian Terbit.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PA 212, Novel Bamukmin menambahkan, saat ini pasangan capres dan cawapres belum ada yang pasti. Demikian juga soal wacana duet Ganjar-Anies di Pilpres 2024. Saat ini PA 212 dan umat Islam sedang menunggu komando Imam Besar (IB) Habib Rizieq Syihab (HRS) untuk menentukan pilihan politik di tahun 2024.
Novel menilai, sampai saat ini para capres belum melirik cawapres dari ulama. Padahal capres dan cawapres dari umara dan ulama pasangan paling ideal.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah P mengatakan, penggabungan Ganjar-Anies di Pilpres 2024 bisa merusak kedua belah pihak, PDIP akan ditinggalkan pemilih karena sejauh ini loyalis mereka anti pada Anies Baswedan, sebaliknya Anies akan kehilangan dukungan karena mereka juga anti PDIP.
“Jadi, wacana PDIP duetkan Anies dengan Ganjar hanya sikap putus asa karena mereka sudah merasa ditinggal pemilih yang pro Jokowi,” jelas Dedi kepada Harian Terbit, Rabu (23/8/2023).
Anies, sambung Dedi, sudah benar saat ini berada di kubu kontra kekuasaan. Selama ini Anies sendiri juga tidak berbagi ceruk suara dengan siapapun. Sementara Ganjar harus berbagi dan berebut suara dengan Prabowo. Jika harus ada dua kubu, maka dipastikan Anies tetap jadi salah satunya.
“Wacana duet Anies Ganjar selain tidak berdampak baik bagi keduanya, juga wacana ini hanya propaganda semata,” tandasnya.
Dedi menilai jika koalisi Ganjar-Anies terbentuk, maka justru bisa melemahkan kekuatan yang saat ini mereka miliki. Prabowo bisa saja terbesar saat ini, tetapi tidak lantas Prabowo punya peluang menang lebih besar di Pilpres 2024. Sebenarnya, Anies perlu konsisten dalam kesendirian hadapi kekuatan besar, karena semua masih dinamis.
“Apalagi Jokowi terbukti mampu meluruhkan suara Ganjar, hal ini bukan tidak mungkin bisa terjadi juga pada Prabowo,” paparnya.[SN]