Di Balik Manuver Dukungan Golkar pada Prabowo

By Albert Kevin Denny:

Saya tertarik membicarakan strategi Golkar yg telah merapatkan dukungan ke Prabowo.

Sebelumnya, Golkar digadang2 akan merapat ke PDIP, namun tidak.

Apakah ini strategi Airlangga untuk mendapatkan restu?

Nah, sebelumnya kita tau bahwa kepemimpinan Airlangga di Golkar sedang diguncang dengan isu korupsi.

Hal ini, menjadi tanda bahaya bagi Airlangga. Namun, di satu sisi Airlangga menyelamatkan kariernya dengan merapat ke Prabowo.

Karena, diisukan Jkw membuat manuver kpd Prabowo.

Hal ini, terlihat ketika Jkw menjadikan Ketum Projo Budi Arie Setiadi sebagai Menkominfo. Sebagaimana kita tahu, Projo sangat loyal kpd Jkw. 

“Hitam kata Jkw, Hitam juga Projo.
Putih kata Jkw, Putih juga Projo”

Lalu, Projo di berbagai daerah juga mengusulkan Prabowo sebagai Capres.

Di samping itu, Projo juga mengusulkan Gibran sebagai Cawapresnya Prabowo.

Hal ini, membuat banyak pihak beranggapan bahwa Jkw bermanuver & menginginkan posisi sebagai “playmaker” di 2024.

Usaha ini, dinilai utk menghilangkan status “boneka partainya” yg lekat dari sang Ketum PDIP, Ibu Mega.

Kemudian, kaitan dengan Airlangga yg saat ini masih aman, setelah dugaan korupsi menerpanya membuat ia mencari suaka politik.

Dan, Airlangga sebagai Ketum yg tdk pernah turba membaca arah gerak politik Jkw.

Sehingga, Airlangga merapatkan dukungannya ke Prabowo.

Memang beliau membantah semuanya, tapi isu terpaan ini semakin menguat.

Golkar sedari awal pernah membuat pernyataan bahwa siap mendukung Ganjar di Pilpres 2024.

Namun, langkah tsb berhenti karena posisi Airlangga yg masih mengharapkan suaka/dukungan politik di tengah isu korupsinya.

(Sumber: Twit @albertkevind)
Baca juga :