𝗕𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗞𝗲𝘀𝘆𝗶𝗿𝗶𝗸𝗮𝗻
Barangkali kalian sudah sangat sering menemukan orang-orang di sekitaran kalian mengucapkan kalimat ini: “Aku kenyang karena sudah makan, aku sembuh karena telah minum obat, ataupun aku sehat karena rajin berolahraga.” Dan semisalnya.
Sebagian orang awam (yang tidak berilmu) menganggap kalimat tersebut mengandung kesyirikan, karena telah beranggapan ada hal yang kuasa selain Allah subhanahu wata'ala. Mengatakan dzat makanan dapat mengenyangkan, obat bisa menyembuhkan, dan dengan rajin berolahraga akan mewariskan kesehatan.
Anggapan orang awam yang seperti itu sangat jauh dari kata tepat, bahkan itu sangat berbahaya. Karena mereka dengan mudahnya akan menganggap orang-orang yang mengatakan kalimat tersebut telah melakukan kesyirikan, padahal itu sudah sangat menjamur di kalangan orang-orang di sekitaran kita.
Didalam ilmu balaghah (bahasa) telah diterangkan prihal ucapan seseorang, termasuk didalam kategori "hakikat" atau "majaz" (kiasan). Hakikat adalah lafadz yang digunakan untuk menunjukkan suatu makna yang dicetak untuknya menurut kebiasaan mutakallim (orang yang berbicara) didalam pembicaraannya. Sedangkan majaz adalah lafadz yang digunakan untuk selain makna asal (bukan makna semestinya) yang dicetak menurut istilah mutakallim.
Sehingga bila kalimat seperti itu diucapkan oleh orang kafir, maka ucapannya itu dikategorikan sebagai hakikat. Sebab orang kafir itu sama sekali tidak meyakini bahwa Allah subhanahu wata'ala yang kuasa mengenyangkan, melainkan mereka berkeyakinan bahwa dzat makanan itulah yang mengenyangkan seseorang.
Dan jika kalimat itu diucapkan oleh orang yang beriman, maka ucapannya itu dikategorikan sebagai majaz (kiasan). Sebab orang beriman itu meyakini bahwa Allah lah yang kuasa mengenyangkan, meyakini makanan tidak bisa mengenyangkan, begitu juga obat tidak bisa menyembuhkan, dan rajin berolahraga tidak menjamin kesehatan. Semuanya itu terjadi atas kehendak Allah Ta'ala.
Alhasil, karena ucapannya orang yang beriman pada kalimat tersebut tidak dikategorikan sebagai hakikat namun sebagai majaz, itu sangat cukup menjadi alasan bahwa mereka sama sekali tidaklah mengatakan kalimat kemusyrikan.
Sekian, semoga bermanfaat.
(Kang Makruf)