Azwar Siregar: BANTENG CENGENG

BANTENG CENGENG

By AZWAR SIREGAR

Dulu Ahok setelah didukung habis-habisan dan kemudkan menang jadi Cawagub DKI Jakarta, tapi tidak lama lompat ke PDIP, Gerindra biasa saja.

Ruhut Sitompul lompat ke PDIP, Demokrat juga biasa saja. 

Malah Mas Anang nyusul sang Mantan, merayap ke Kandang Banten dari Rumah Matahari, PAN juga biasa saja.

Lah, Bung Budiman Sudjatmiko memutuskan mendukung Pak Prabowo, padahal tetap ingin di PDIP, kok dianggap dibajak?

Narasinya malah "perang", sekalipun dalam tanda kutip. Ngerik benar maennya kawanan Kebo Kalap ini. Padahal kalau mau menyalahkan, ya salahkan Bung Budiman Sudjatmiko dong.

Lae Deddy Sitorus ini sama saja dengan Bung Hasto. Narasi-narasinya kalau ngga meratap ya penuh dengan kemarahan. Pantas saja Pak Jokowi dan Keluarga ngga betah disana.

Kader lompat atau mbalelo di Perpol itu biasa saja. 

Di Gerindra bahkan Bang Sandiaga Uno yang menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina memutuskan keluar dan pindah ke PPP karena berharap jadi Cawapres Ganjar, disikapi dengan wajar. Kecewa sih iya, tapi ngga sampai keluar narasi-narasi "Perang".

Kenapa Banteng kok jadi Cengeng ya? 

Padahal sewaktu jadi oposisi dulu sangat garang. Tegar dan kuat. Sekarang setelah jadi Partai Penguasa pembawaannya jadi manja. Sedikit-sedikit menyalahkan orang lain. Sedikit-sedikit iri. Apa iya nanti suaranya jadi sedikit?

Sudahlah. Kalau Kadernya dianggap mbalelo, pecat saja. Ngga perlu main playing victim. Semua juga tahu kalau Banteng memang lebih cocok jadi Oposisi. Apalagi para juara Bacot sudah kumpul disana. Ada Ruhut dan juga Ferdinand Hutahaean. 

Eh, dua-duanya dulu Kader Demokratkan?
Ngga ada tuh Demokrat merong-merong merasa dizalimi. Padahal Demokrat Partai Oposisi....

(fb)
Baca juga :