Abu Bakar as Shidiq punya putri Asma binti Abu Bakar, Asma menikah dengan Zubbair bin Awwam, punya anak Urwah bin az-Zubair bin al Awwam rahimahullah.
Urwah merupakan tabi'in yg mana ia masih bertemu dengan sahabat² Nabi saw. Diantaranya Abdullah bin 'Amr bin Ash, putra dari Amr bin Ash.
Sejarah mencatat Abdullah bin Amr lebih dahulu masuk Islam ketimbang Ayahnya (Amr bin Ash). Abdullah bin Amru sering menghafal dan mengingat sabda² Rasulillah saw, hal ini menjadikan Urwah bin Zubbair kerap kali mengunjugi Abdullah untuk mendapatkan hadits.
Urwah menayakan tentang perbuatan yang paling keras yang dilakukan kaum Musyrikin kepada Rasulullah. Dengan tangkas Abdullah bin Amr bercerita:
Aku pernah melihat 'Uqbah bin Abu Mu'iṭh mendatangi Nabi saat beliau sedang shalat di Hijir Kakbah, lalu dia meletakkan pakaiannya di leher beliau lalu dia menariknya dengan sekuat-kuatnya.
Kemudian Abu Bakar datang dan menjauhkan 'Uqbah dengan tangannya dari Nabi dalam keadaan menangis dan membaca firman Allah,
“Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, ‘Tuhanku adalah Allah.’ Padahal, sungguh dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu." (Qs Al Gafir: 28).
Aku lihat, Uqbah bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran unta dan isi perut domba yg baru disembelih ke tubuh Rasulullah yg sedang sujud di Baitullah. Beliau pun terus sujud hingga putrinya Fatimah datang membuang kotoran itu sambil menangisi nasib yg menimpa Ayahnya.
Uqbah bin Abu Mu’ith juga pernah mencekik leher dan menginjak pundak Rasulullah.
Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah paman Nabi Abu Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun ke-10 kerasulan.
Meskipun permusuhan dilakukan ‘Uqbah terhadap Nabi, Baginda tidak berhenti dakwah kepada orang² yg menyakiti beliau.
Suatu saat nampaknya ‘Uqbah telah tersentuh oleh hembusan dakwah Muhammad, hampir saja dia masuk Islam, namun Ubay bin Khalaf mencegahnya, keduanya berteman akrab karena ‘Uqbah adalah teman minum Ubay semoga Allah melaknatnya ‘Uqbah melaksanakan walimah dengan mengundang suku Quraisy, termasuk Rasulullah.
Namun Beliau menolak hadir dengan bersabda, “Aku tidak akan memakan makananmu hingga engkau bersaksi bahwa tiada Ilah yg berhak disembah selain Allah dan bahwasanya aku utusan Allah.”
‘Uqbah tidak terima kalau Rasulullah atau salah seorang dari pembesar Quraisy tidak menghadiri jamuannya, maka dia memeluk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Akhirnya Rasulullah pun menghadiri undangannya dan memakan jamuannya, lantas teman akrabnya Ubay bin Khalaf menghardik ‘Uqbah dengan mengatakan, “Engkau telah berpaling dari agama nenek moyang wahai ‘Uqbah?!”
‘Uqbah berkata, ”Aku merasa dilecehkan apabila jamuanku tidak dihadiri salah seorang pemuka Quraisy, dia menolak memakan jamuanku kecuali aku mengucapkan syahadat, maka aku merasa malu dan aku pun bersyahadat hingga dia makan.”
Ubay -semoga Allah menghinakannya- yg merupakan teman dekatnya berkata:
"Aku tidak rela, hingga engkau kembali dan meludahi wajahnya, menginjak lehernya dan mengejek-jelek padanya.”
‘Uqbah pun melakukan apa yg diperintahkan teman dekatnya, artinya dia malah murtad dari Islam sebab mengikuti apa yg temannya katakan, dia mengambil usus binatang lantas melemparkannya ke punggung Nabi, maka Rasulullah bersabda:
“Aku tidak akan menemuimu di luar Mekkah, kecuali aku akan memenggal kepalamu.”
“Tatkala ‘Uqbah bin Abu Mu’ith meludah ke wajah ludahnya kembali mengenai wajahnya sendiri, membakar wajah dan kedua bibirnya hingga membekas dan membakar kedua pipinya. Bekas tersebut melekat padanya hingga dia terbunuh.”
Keadaan dan penyiksaan terhadap Rasulullah tersebut terjadi beberapa lama hingga Allah mengabulkan sabda Rasulullah ketika Uqbah memutuskan untuk mengkhianati keislamannya.
Kesempatan itu datang saat Perang Badar yg diikuti oleh Uqbah bin Abu Mu’ith. Dalam peperangan yang dimenangkan kaum Muslimin itu Uqbah tertawan.
Uqbah melupakan harga dirinya dan menangis sejadi-jadinya. Ia menyesal atas perlakuannya yang lebih memilih kawannya yang musyrik daripada kawan yang sebenarnya. “Jangan bunuh saya, siapa yg akan menjaga anak-anak saya ya Nabi Allah?” katanya sambil merengek. Dia terus memohon.
Dalam kondisi tangan terbelenggu akhirnya leher Uqbah dipancung.
(Hr Bukhari)
والله اعلم
-Musa Muhammad-