Wen Madam?
"Wen madam?," tanya para ibu-ibu Arab kepada istri saya, dan juga beberapa temannya sesama orang Indonesia.
Kalimat ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maknanya: "Mana majikan perempuan kamu?"
Sembarangan aja. Dikira istri saya pembantu :)
Pertanyaan tersebut dilontarkan saat puncak haji tahun 2023, di Mekkah. Kami ikut travel Al Rajhi berangkat dari Riyadh.
Kami yang tinggal di Saudi, sudah lumrah ditanya oleh orang Arab seperti itu. Pernah suatu kali, saat sedang duduk ngemper di pelataran Masjidil Haram, ada ibu-ibu Arab mendatangi istri saya, dia bilang: "Kamu ikut kerja sama saya saja ya. Saya sedang butuh pembantu di rumah." 😁
Dalam banyak kesempatan, saya pun sering ditanya oleh orang Arab, "Eisy syughul anta?."
Untuk setahun belakangan, saya jawab "Ana syughul madrasah."
Esiy syughul anta bermakna "kamu kerja apa?".
Jawaban "Ana syughul madrasah" (saya kerja di madrasah) ini paling simpel dan realistis. Agar mereka tidak bertanya terlalu jauh. Bikin males. Kadang orang Arab juga menambahkan kalimat; "Syugul sawwag fil madrasah kuwais?."
"Alhamdulillah kuwais," saya jawab.
Sawwag ini maksudnya supir. Padahal saya tidak menyebut sebagai supir. Itu hanya penafsiran mereka saja.
Selain pertanyaan-pertanyaan profesi di atas, hal yang sering ditanyakan juga "Apakah kamu bisa bahasa Arab?" dengan struktur kalimat bahasa Arab yang sangat jauh dari qawaid lughawiyyah.
Beberapa hari lalu beli obat di apotek, kasirnya adalah orang Mesir. Perawakannya tinggi, putih, dan keren. Kalau datang ke Indonesia sangat mungkin disambut meriah banyak orang karena style nya seperti syaikh alim.
Dia bilang: "Anta ma'lum kalam arabi?."
Spontan saya jawab: "Ana astathi' an atakallama bil lughatil arabiyyatil fusha."
"Saya bisa ngomong bahasa Arab fusha," jawab saya, yang kemudian disambut senyum dia.
Pertanyaan orang Arab tentang profesi, cari supir, cari pembantu jika melihat orang Indonesia, saya anggap bukan sebuah keanehan. Hal demikian terjadi karena memang orang kita yang datang kesini adalah untuk bekerja dan menjalani profesi hal itu.
Begitupun ketika ada orang Arab yang selalu bertanya: "Anta ma'lum kalam Arabi?." Hal ini diucapkan karena bahasa arab para ekspatriat di saudi memang standarnya demikian adanya.
Puncak haji kemarin ada kejadian unik. Orang-orang yang bertanya "Wen madam?" kepada istri saya dan 3 orang temannya, mereka dibuat sangat kaget.
Ceritanya, di sela rangkaian ibadah haji, ada kuis dan lomba-lomba berhadiah. Kedua lomba ini tempatnya terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Yang dilombakan ada hafalan Alquran, soal-soal fiqih haji, hingga pertanyaan tentang isi materi sebuah kitab Arab yang disediakan oleh panitia setempat.
Istri saya dan juga 3 temannya (yang ditanya 'wen madam?'), ternyata semua meraih juara dalam perlombaan tersebut.
Sontak para ibu-ibu Arab kaget. Aula perempuan riuh ketika orang Indonesia yang sejak pertama datang disangka pembantu rumah tangga 😁, semuanya mendapatkan juara. Ada yang juara 1, 2, maupun 3.
Pada awal perjumpaan mereka selalu bertanya "Wen madam?".
Dan setelah akhir menjelang kepulangan (setelah tahu ternyata pinter-pinter dan juara), mereka akhirnya bertanya: "Kamu belajar dimana?." 😁
Mereka belum tahu kalau 4 orang perempuan Indonesia ini ada yang mahasiswi S2 jurusan fikih, ada alumni Ma'had Ilmi Riyadh, ada yang selesai hafalan di hadapan syaikhah, dan ada yang pernah jadi guru tahfidz di pesantren lebih dari 10 tahun.
Mekkah Al Mukarramah, 19 Dzulhijjah 1444 H
(Budi Marta Saudin)