Tak perlu pake label-labelan Gas melon "khusus untuk orang miskin"

Beberapa hari ini, di beranda FB saya banyak beredar foto tabung gas melon yang bertuliskan, "khusus untuk orang miskin." Tulisan yang tujuannya menyindir ORANG KAYA agar tidak memakai tabung gas tersebut.

Terus terang, saya SANGAT TIDAK SETUJU dengan sindirian seperti itu. Kenapa? Karena begini:

Dulu, keluarga saya pakai tabung gas 12kg yang warna biru. Sebab jika dihitung-hitung biaya pemakaiannya, jauh lebih murah ketimbang tabung gas melon yang 3kg.

Namun tiba-tiba, harga tabung gas 12kg naik drastis, sehingga untuk biaya pemakaiannya kini lebih mahal ketimbang gas 3kg.

Inilah yang menyebabkan sebagian besar masyarakat Indonesia beralih ke tabung gas 3kg. Termasuk keluarga saya, termasuk orang-orang yang tergolong kelas menengah ke atas.

Sekaya apapun seseorang, dia pasti SUKA BERHEMAT. Dan tabung gas 3kg dianggap jauh lebih hemat ketimbang tabung 12kg.

Maka jika pemerintah menginginkan agar masyarakat kelas menengah ke atas untuk kembali pakai tabung gas 12kg, caranya sebenarnya sangat simple:

Turunkan harganya. Udah gitu aja. Just that simple.

Tak perlu pakai label "tabung gas ini khusus untuk orang miskin". Label seperti itu tidak akan mempan untuk menyindir siapapun.

Rokok yang berlabel "Merokok membunuhmu" pun tidak berhasil bikin para perokok takut. Apalagi cuma label "untuk orang miskin".

Seharusnya pemerintah berguru pada produsen shampoo yang memproduksi shampoo botol dan shampoo sachet. Mereka tidak pernah memberikan label, "Yang botol untuk orang kaya, yang sachet untuk orang miskin".

Namun, si produsen mengatur skema harganya sedemikian rupa, sehingga masyarakat menengah ke atas lebih suka beli yang botol, dan masyarakat kelas bawah memilih shampoo sachet.

Seperti itulah perekonomian diatur. Cukup terapkan skema harga yang masuk akal. Tak perlu pake label-labelan "khusus untuk orang miskin".

Justru itu adalah label yang bisa bikin sakit hati. Betul?

(Oleh: Jonru Ginting)
Baca juga :