Susi Pudjiastuti diprediksi mampu menarik suara dari "Pemilih mengambang" dan Gen-Z

[PORTAL-ISLAM.ID]  Nama Susi Pudjiastuti kini mencuat di bursa bakal calon wakil presiden (bacawapres) untuk Anies Baswedan. 

Hal ini setelah Anies Baswedan secara spesial bertamu dan bertemu dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu di Pangandaran beberapa hari lalu.

Banyak netizen yang kemudian menyuarakan agar Anies Baswedan menjadikan Susi Pudjiastuti sebagai bakal cawapresnya.

Menurut pendukung militan Bu Susi di media sosial, akun @PartaiSocmed, Bu Susi punya kelebihan yang akan mampu menambah suara secara signifikan.

Pernyataan akun @PartaiSocmed menanggapi pertanyaan netizen lain yang juga pendukung Bu Susi.

"Salah satu tokoh politik yg saya idolakan Bu Susi. Mari kita diskusi elektoral. Apa bu Susi punya bassis suara yg banyak? Misal spt Kiai Ma'Ruf adalah representasi NU jadi mayoritas warga NU memilih beliau," ujar akun @SaidAgils.

Kemudian ditanggapi @PartaiSocmed:

"Jawaban kami: 
1. NU tidak pernah bulat dalam urusan dukung mendukung. Masing-masing bebas merdeka menentukan pilihannya.
2. Dalam pemilu nanti undecided voters (pemilih mengambang/belum menentukan pilihan) maupun golput (yang sudah berniat untuk Golput) adalah suara besar dimana bu @susipudjiastuti berpotensi merebutnya.
3. Suara milenial dan gen-Z adalah penentu."

Tingginya Angka Swing Voters (pemilih mengambang) Jadi Tantangan Peserta Pemilu 2024

Jumlah swing voters atau suara mengambang jelang Pemilu 2024 masih sangat tinggi. Mencapai 50-60 persen.

Angka swing voters ini menjadi tantangan bagi bakal capres-cawapres maupun partai politik untuk bekerja lebih keras. 

"Swing voters yang masih besar ini memberi insentif buat siapapun, baik pasangan capres-cawapres di Pilpres atau partai politik untuk kerja keras. Karena kalau misalnya mereka sekarang berada di atas, itu tidak ada jaminan akan unggul di Pilpres atau di Pileg nanti karena masih banyak proporsi warga yang mengambang," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam program Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Jumat (26/5/2023).

Burhanuddin juga mengungkap ada dua faktor yang menyebabkan angka swing voters di Indonesia masih tinggi. Kedua faktor tersebut yakni pertama, masyarakat yang mempunyai pilihan tetapi pilihannya masih mudah untuk berubah.

"Jadi masih mudah untuk pindah ke lain hati. Jadi definisi swing voters yang pertama adalah mereka yang sudah punya preferensi elektoral tetapi iman elektoralnya masih lemah," tuturnya.

Burhanuddin menjelaskan, faktor kedua adalah masyarakat belum memiliki pilihan atau undecided voters.

"Kalau ditotal, dua kategori swing voters ini itu kira-kira pemilih mengambang itu mencapai kisaran antara 50-65%," ucap Burhanuddin.
Baca juga :