Somalia, Negara Paling Menderita 2023
Berbanding terbalik dengan Pakistan dan Afghanistan yang mendapat banyak hujan. Di Somalia sudah 5 tahun berturut-turut musim hujan tak kunjung tiba.
Kekeringan membuat orang-orang sangat menderita. Tak ada yang bisa tumbuh di tanah, kecuali tanaman semak kering dan keras. Ternak kesulitan mencari makan.
Tak pernah seharipun mereka makan cukup. Anak-anak kurus kering, ibunya tak menghasilkan ASI.
Para wanita harus berjalan berhari-hari demi menemukan kamp yang masih ada distribusi bantuan. Itupun dijatah jauh di bawah kebutuhan.
Minimal tak ada yang mati kelaparan saja sudah bagus.
Wilayah hijau menunjukkan tanda-tanda menguning. Yang kuning telah menjadi coklat.
Jutaan hewan ternak mati. 43 ribu orang tewas akibat kelaparan, 20 ribu diantaranya adalah anak-anak. Itu terjadi hanya di 2022.
Menurut pejabat PBB di Somalia, ini adalah kekeringan terparah sepanjang sejarah.
Hampir semua orang bibirnya kering, tanda mereka tak puas minum sebab air harus dihemat. Terus begitu setiap hari, menjadi rasa haus yang abadi.
Tak cuma kekeringan, eskalasi perang antara pasukan pemerintah yang didukung Amerika dan AMISOM melawan kelompok militan Al-Syabab diyakini akan terus meningkat.
2024 adalah tahun terakhir mandat pasukan asing di Somalia dalam melawan Al-Syabab. Karenanya pihak pemerintah akan memanfaatkan waktu tersisa untuk menggempur afiliasi Al-Qaeda tersebut.
Al-Syabab menguasai wilayah yang sangat luas dan lebih subur.
(Pega Aji Sitama)