[PORTAL-ISLAM.ID] Setiap 100 tahun akan selalu terulang agenda menghilangkan Dzurriyah Rasulullah, karena dari Dzurriyyah Rasulullah ini dajjal akan terbunuh...
Tetaplah istiqomah mencintai para Habaib...
***
Diriwayatkan dari ‘Ali Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَهْدِيُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ، يُصْلِحُهُ اللهُ فِيْ لَيْلَةٍ
‘Al-Mahdi dari keturunan kami; Ahlul Bait, Allah akan memperbaikinya dalam satu malam.’”[1]
Ibnu Katsir berkata, “Maknanya adalah memberikan taubat, memberikan taufik kepadanya, mengilhaminya, dan membimbingnya padahal sebelumnya tidak demikian.”[2]
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَهْدِيُّ مِنِّي، أَجْلَى الْجَبْهَةِ، أَقْنَى اْلأَنْفِ، يَمْلأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجُوْرًا، يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِيْنَ.
‘Al-Mahdi dari keturunanku, dahinya lebar, hidungnya mancung. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan, sebagaimana bumi telah dipenuhi dengan kezhaliman dan kelaliman sebelumnya. Dia akan berkuasa selama tujuh tahun.’”[3]
Diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallahu anha, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِيْ، مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ
‘Al-Mahdi berasal dari Ahlul Baitku, dari keturunan Fathimah.’”[4]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَذْهَبُ الدُّنْيَا أَوْ لاَ تَنْقَضِي الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ يُوَاطِىءُ اِسْمُهُ اسْمِيْ
“Tidak akan lenyap atau tidak akan sirna dunia ini, hingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang laki-laki dari keturunanku, yang namanya sama seperti namaku.”[5]
Dalam riwayat yang lain disebutkan: “…Dan nama ayahnya seperti nama ayahku.” [6]
________
[1] Musnad Ahmad (II/58, no. 645), tahqiq Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih,” dan Sunan Ibni Majah (II/1367).
Dan hadits ini dishahihkan juga oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (VI/22, no. 6611).
[2] An-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim (I/29) tahqiq Dr. Thaha Zaini.
[3] Sunan Abi Dawud, kitab al-Mahdi (XI/375, no. 4265), dan Mustadrak al-Hakim (IV/557), beliau berkata, “Hadits ini shahih dengan syarat Muslim, akan tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.”
Adz-Dzahabi berkata, “‘Imran (salah satu perawi hadits) lemah, dan Muslim tidak menjadikannya sebagai perawi.”
Al-Mundziri mengomentari sanad Abu Dawud, “Di dalam sanadnya ada ‘Imran al-Qaththan, dia adalah Abul ‘Awam ‘Imran bin Dawir al-Qaththan al-Bashri. Al-Bukhari menjadikannya sebagai penguat, ‘Affan bin Muslim mentsiqatkannya, dan Yahya bin Sa’id al-Qaththan memujinya, sedangkan Yahya bin Ma’in dan an-Nasa-i melemahkannya.” Aunul Ma’buud (XI/375).
Adz-Dzahabi berkata dalam al-Miizaan, “Ahmad berkata, ‘Aku berharap dia sebagai perawi yang haditsnya shalih (baik).’” Abu Dawud berkata, “Lemah.” Miizaanul I’tidaal (III/236).
Ibnu Hajar mengomentarinya, “Shaduq Yuhammu, dan dituduh sebagai orang yang berpola pikir Khawarij.” Taqriibut Tahdziib (II/83).
Ibnul Qayyim mengomentari sanad Abu Dawud, “Jayyid,” al-Manaarul Muniif (hal. 144) tahqiq Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah.
Al-Albani berkata, “Sanadnya hasan,” Shahiihul Jaami’ (VI/22-23, no. 6616).
[4] Sunan Abi Dawud (XI/373), dan Sunan Ibni Majah (II/1368).
Al-Albani berkata dalam Shahiihul Jaami’, “Shahih.” (VI/22, no. 6610).
Lihat Risalah ‘Abdul ‘Alim tentang al-Mahdi (hal. 160).
[5] HR. At-Tirmidzi (no. 2230), Abu Dawud (no. 4282) dan Ahmad (I/377, 430) dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, dan lafazh ini milik Ahmad. Dikatakan shahih menurut Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq Musnad Ahmad (no. 3573).
[6] Lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir (no. 5304) dan Asyraathus Saa’ah (hal. 256).
Referensi : https://almanhaj.or.id/3216-munculnya-imam-mahdi-keluarnya-dajjal.html