PKB di Atas Angin
Oleh: Erizal
Dibanding Pilpres-pilpres sebelumnya, inilah era di mana PKB di atas angin. Gaya pidato Gus Muhaimin--kini harus dipanggil begitu, biasanya Cak Imin saja--pada ulang tahun PKB ke-25 di Solo, betul-betul lepas dan rada nakal.
Tak hanya yang hadir, yang tak hadir pun kena. Disenggol, dibercandain Gus Muhaimin. Surya Paloh, misalnya. Sudah ngirim utusan, masih saja digoda. Apalagi PKS yang betul-betul tak hadir. Malah, sampai diteriaki oleh massa PKB.
Gaya penghormatan kepada Presiden Jokowi yang sampai berteriak keras beberapa kali rada tersenyum. Ini membuat Presiden Jokowi, juga tersenyum manis. Salam buat Prabowo sambil menggoda Puan, yang juga tak kuasa menahan tawa. Betul-betul, di atas angin, Gus Muhaimin.
Ya. Tak hanya PKB, tapi juga Gus Muhaimin. Ditarik-tarik menjadi bagian koalisi, sekaligus ditarget menjadi Cawapres. Tapi, sebelas bulan berkoalisi dengan Gerindra, Prabowo-Muhaimin tak kunjung disahkan. Entah apa masalahnya?
Strategi atau menunggu momentum? Bisa jadi. Tapi, apa setara antara nama PKB dengan Gus Muhaimin? Tidak. PKB lebih ditarget dibanding Muhaimin. Bila Muhaimin ngotot hendak maju sekaligus bersama PKB, di situlah masalahnya.
Di atas angin, takkan selalu begitu. Ada kalanya, di bawah angin. Bahkan, diterpa badai. Politik seperti roda. Kadang di atas, kadang di bawah. Saat di atas, nakal-nakal sedikit tak masalah. Saat di bawah, tersenyum pun bisa terasa kecut dilihat orang.
(26 Juli 2023)