Peta Berubah Usai Pertemuan Jokowi-Paloh

Peta Berubah

Oleh: Erizal

Yang menarik dari pidato Surya Paloh di GBK bukan soal kritik terhadap Revolusi Mental, tapi pantun yang disampaikan sebagai penutup pidato. Yakni, pulau pandan jauh di tengah, di balik pulau si angsa dua. Hancurlah badan dikandung tanah. Budi baik terkenang jua.

Ini maknanya dalam sekali. Pengingat bagi seorang sahabat yang sudah mulai melupakan kisah persahabatan mereka. Bisa jadi karena pidato penutup inilah akhirnya Surya Paloh diundang ke istana bertemu Jokowi. Tak ada yang tahu, apa sebetulnya isi pertemuan itu.

Kalau kritik Surya Paloh terhadap implementasi dari Revolusi Mental sudah dijawab langsung oleh Jokowi dengan reshuffle Menkominfo yang awalnya jatah NasDem, tak lagi diberikan buat NasDem, tapi buat relawan Projo. Tiktok ini akan liar, bila tak ada pertemuan setelah itu.

Apalagi, baik Surya Paloh maupun Jokowi, terlihat happy (bahagia) usai pertemuan itu. Orang bahagia tak bisa disembunyikan dari raut wajahnya. Tak seperti beberapa waktu sebelumnya. Agaknya, keduanya, menemukan exit (jalan keluar) dari kebuntuan hubungan.

Entah apa yang dijanjikan Jokowi buat Surya Paloh? Dan apa pula garansi yang diberikan Surya Paloh buat Jokowi? Yang jelas, happy ending. Pastilah tak akan jauh dari kaitan politik di 2024. Jegal-menjegal, benturan hebat, dsb., makin menjauh alias tidak dapat tempat.

Asal budi baik yang dikenang, maka tak ada hubungan yang memburuk terlalu lama. Tapi, kalau budi baik itu benar yang sudah dilupakan, maka sekat-sekat akan makin parah dan jalan keluar akan tertutup mati. Agaknya, tak sulit bagi seorang Jokowi mengenang budi seorang Surya Paloh, begitu sebaliknya. Peta berubah.

(*)
Baca juga :