PERADABAN ISLAM, PENYELAMAT DUNIA

PERADABAN ISLAM

Oleh: Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi

Meski surat Nabi kepada Ebrewez (Kaisar Persia) sama nasibnya dengan surat kepada Heraclius (Kaisari Romawi), namun sikap Nabi sedikit berbeda. Ketika Nabi menerima laporan bahwa ajakannya kepada Kaisar Romawi, Heraclius untuk berpegang pada keyakinan yang sama (kalimatin sawa/Tauhid) ditolak dengan halus, Nabi hanya berkomentar pendek "sa uhajim al-rum min uqri baiti" (Akan saya perangi Romawi dari dalam rumahku). 

Ucapan Nabi ini bukan genderang perang atau teror, ia hanya berdiplomasi. Tidak ada ancaman fisik dan juga tidak menyakitkan pihak lawan. Ucapan itu justru menunjukkan keagungan risalah yang dibawanya, bahwa dari suatu komunitas kecil di jazirah Arab yang tandus, Nabi yakin Islam akan berkembang menjadi peradaban yang kelak akan mengalahkan Romawi. 

Pada tahun 632, ketika Nabi Muhammad SAW wafat, beliau telah melaksanakan berbagai tugas besar yaitu yang pertama-tama adalah menyampaikan risalah (al-Qur'an), kemudian membentuk komunitas Muslim dan menyatukan suku-suku Arabia menjadi sebuah bangsa yang homogen dan kuat sehinga berdiri institusi negara Madinah dan akhirnya mendirikan institusi pendidikan yang kemudian menjadi cikal bakal tradisi intelektual Islam.

Di masa Khulafa' al-Rasyidun Islam mulai menyebar keluar dari jazirah Arabia. Diawali pada masa Abu Bakar dan mencapai titik tertingginya pada masa Umar Ibn Khattab dan boleh dikatakan terhenti pada zaman Ali ibn Abi Thalib. Pada masa Khulafa' al-Rasyidun umat Islam telah menguasai kawasan-kawasan di sekitar jazirah Arabia seperti Persia, Mesir, Syria dan sebagainya. Dari sejak itu umat Islam sudah tidak terbendung lagi untuk keluar dari jazirah Arabia. 

Pada abad ke 7 kekhalifahan Umayyah berdiri dan beribukota di Damaskus (661-750), kemudian kekhalifahan Abbasiyah berdiri pada abad ke 8 dan beribukota di Baghdad (750-1258). Selain itu pada abad ke 10 di Kairo berdiri kekhalifahan Fatimiyyah (909-1171), sedangkan di Kordoba (Qurtubah)  Spanyol pada abad yang sama berdiri kekhalifahan Umayyah (929-1031). Dengan berakhirnya kekhalifahan Umayyah, Abbasiyah dan Fatimiyyah ternyata pada abad ke 16 masih berdiri kekhalifahan yang lebih besar lagi yang bukan dari bangsa Arab, yaitu kekhalifahan Turki Utsmani di Konstantinopel yang berlangsung sejak 1517 hingga 1924. 

Dengan berdirinya kekhalifahan Umayyah (tahun 661 M), Damaskus telah berubah menjadi pusat pemerintahan Islam membawahi wilayah terpenting kerajaan Byzantium lainnya seperti Palestina, Suriah, Persia,  (635-640 M), Mesir (641 M), Siprus (649 M), Iskandariyah (652 M), Transoxiana, kawasan Asia Barat dan Afrika Utara, dua kawasan yang dulunya jatuh ke tangan Alexander the Great. 

Pada tahun 700-an, tidak lebih dari setengah abad sesudah wafatnya Nabi Muhammad (632 M), umat Islam telah tersebar ke kawasan Asia Barat dan Afrika Utara, dua kawasan yang dulunya jatuh ke tangan Alexander the Great. Selanjutnya  Muslim memasuki kawasan yang telah lama dikuasai oleh Kristen dengan tanpa perlawanan yang berarti. 

Menurut William R Cook et al (The Medieval Worldview, New York  Oxford, Oxford University Press, 1983, 119-120) pada tahun 711 - 713 M kerajaan Kristen di kawasan Laut Tengah (Mediterania/ wilayah selatan Eropa, utara Afrika, barat Asia) jatuh ke tangan Muslim dengan tanpa pertempuran, meskipun pada abad ke-7 kawasan itu cukup makmur. Bahkan selama kurang lebih 300 tahun hampir keseluruhan kawasan itu dapat menjadi Muslim. Baru pada abad ke-11 kerajaan Kristen di kawasan itu mulai melawan Muslim. Demitri Gutas dengan jelas mengakui: bahwa pada tahun 732 M kekuasaan dan peradaban baru didirikan dan disusun sesuai dengan agama yang diwahyukan kepada Muhammad, Islam, yang berkembang seluas Asia Tengah dan anak benua India hingga Spanyol dan Pyrennes”. (Demitri Gutas, Greek Thought, Arabic Culture, Routledge, London, 1988, 13)

Gutas bahkan menyatakan bahwa dengan munculnya peradaban Islam, Mesir untuk pertama kalinya, sejak penaklukan Alexander the Great, dapat dipersatukan secara politis, administratif dan ekonomis dengan Persia dan India dalam jangka waktu yang cukup lama. Perbedaan ekonomi dan kultural yang memisahkan dua dunia yang berperadaban, Timur dan Barat, sebelum Islam datang yang dibatasi oleh dua sungai besar dengan mudahnya lenyap begitu saja. 

Mungkin orang mencari-cari kaitan antara metaforika Nabi “menyerang Romawi dari dalam rumahku” dengan kenyataan sejarah. Memang proses kejatuhan Romawi tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Edward Gibbon dalam The Decline And Fall Of The Roman Empire  menyatakan bahwa periode kedua dari merosot dan jatuhnya Kekaisaran Romawi disebabkan oleh lima faktor: Pertama, Di era kekuasaan Justinian banyak memberi wewenang kepada Imperium Romawi di Timur. Kedua, Adanya invasi Italia oleh Lombards. Ketiga, Penaklukan beberapa provinsi Asia dan Afrika oleh orang Arab yang beragama Islam dan Keempat, pemberontakan rakyat Romawi sendiri terhadap raja-raja Konstantinopel yang lemah. Yang terakhir adalah munculnya Charlemagne yang pada tahun 800 M mendirikan Kekaisaran Jerman di Barat. 

Jadi penyebab kejatuhan Romawi merupakan kombinasi dari berbagai faktor, seperti problem agama Kristen, dekadensi moral, krisis kepemimpinan, keuangan dan militer. Dan diantara faktor terpenting penyebab kajatuhan Romawi adalah datangnya Islam. Inilah sebenarnya kaitan pernyataan Nabi yang metaforis itu. Nabi tidak pernah pergi menyerang Romawi Barat maupun Timur, tapi datangnya gelombang peradaban Islam telah benar-benar menjadi faktor penyebab kejatuhan Romawi. 

Namun ini tidak bisa ditafsiri bahwa Islam itu datang membawa kehancuran peradaban lain. Islam justru harus ditafsiri sebagai penyelamatnya, sebab Islam adalah din yang menghasilkan tamaddun (peradaban) yang diterima oleh bangsa-bangsa selain bangsa Arab sebagai pembebas dari ketidakadilan dan penindasan. Islam membawa sistim kehidupan yang teratur dan bermartabat, sehingga mampu membawa kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. 

Jadi Islam diterima oleh bangsa-bangsa non Arab karena universalitas ajarannya yang tidak lain adalah kekuatan pancaran pandangan hidupnya.

(*)
Baca juga :