Peluang Bersyarat Duet Prabowo Erick

Optimisme Partai Gerindra ihwal akan bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya sedang membubung tinggi. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, bahkan menyatakan kerja sama dengan PAN dalam koalisi yang dibangun Gerindra bersama PKB hanya menunggu formalitas. "Kalau dilihat dari gestur, sepertinya sudah 99 persen akan bergabung," kata Habiburokhman, Rabu, 19 Juli 2023.

Menurut dia, pengurus Gerindra dan PAN intens menggelar pertemuan, baik secara formal maupun informal. Ketua umum kedua partai pun, yakni Prabowo Subianto dan Zulkifli Hasan, telah bertemu. "Kami sudah satu frekuensi," ujarnya.

Habiburokhman optimistis lantaran secara historis Gerindra dan PAN selalu berdampingan. Pada pemilihan presiden 2014, PAN ikut menyokong pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Begitu pula pada pemilihan presiden 2019, ketika Prabowo berduet dengan Sandiaga Salahuddin Uno.

Hal senada diungkapkan anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Andre Rosiade. Komunikasi intens tak hanya dilakukan dengan PAN, tapi juga Partai Golkar. "Harapannya tentu 'akan Prabowo pada saatnya'," kata Andre.

Andre enggan menjelaskan lebih detail. Yang jelas, menurut dia, dalam waktu dekat, ada partai yang mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo. "Insya Allah akhir Juli atau Agustus. Partai apa? Tunggu saja," ujarnya.

Kabar bergabungnya PAN ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya semakin santer seiring dengan mencuatnya pertemuan Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan Erick Thohir di Istana Kepresidenan Bogor, Ahad, 16 Juli lalu. 

Prabowo dan Erick belakangan mengklarifikasi bahwa pertemuan dengan Presiden tersebut digelar dalam kapasitas mereka sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri BUMN. Namun pertemuan itu menguatkan sinyal rencana menduetkan Prabowo dan Erick dalam pemilihan presiden 2024. 

Erick kini menjadi kartu PAN dalam menentukan pilihan dukungannya terhadap tiga kandidat calon presiden saat ini, terutama Prabowo dan Ganjar Pranowo. Maksudnya, PAN akan merapat ke koalisi yang bersedia menjadikan Erick sebagai calon wakil presiden.

PAN perlu menjajaki semua peluang kerja sama baru setelah Koalisi Indonesia Bersatu, yang dibangun bersama Golkar dan PPP, seakan-akan bubar tanpa kabar. Ketiga partai tak kunjung menemukan titik temu soal pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan mereka usung. PPP bahkan memutuskan bergabung dengan PDIP sebagai pengusung Ganjar Pranowo.

Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, mengatakan sejauh ini partainya belum memutuskan kepada siapa dukungan PAN akan berlabuh. "Semua masih cair dan dinamis," kata dia, kemarin.

Yang pasti, menurut Viva, PAN hanya akan berkoalisi dengan partai pendukung pemerintah. "Jadi, kita tunggu saja kerja sama politik dalam beberapa pekan ke depan," ujarnya.

Viva enggan bicara banyak ihwal peluang mengawinkan Prabowo dan Erick yang disokong PAN. Dia mengatakan hasil Rapat Kerja Nasional PAN mengamanatkan Ketua Umum PAN menentukan langkah strategis, termasuk menetapkan pasangan calon dalam pemilihan presiden 2024.

Menurut Viva, PAN akan bersikap hati-hati. "Karena PAN tidak mau kalah hat-trick," ujarnya. Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung PAN pada 2014 dan 2019 memang keok.

Sebelumnya, Sekjen PAN, Eddy Soeparno, mengungkapkan komunikasi partainya dengan kubu Prabowo dan Ganjar terus dilakukan. "Saya langsung yang menjadi tim lobi di kedua bakal capres agar menerima Pak Erick," kata Eddy, Kamis, 13 Juli lalu. Ia hakulyakin Ketua Umum PSSI itu akan mendongkrak suara siapa pun calon presiden yang menggandengnya.

Andre Rosiade menyatakan enggan buru-buru bicara tentang duet Prabowo-Erick. Dia mengingatkan bahwa Gerindra telah berkoalisi dengan PKB dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Piagam kerja sama Koalisi, kata dia, menyebutkan penentuan pasangan calon dan wakil presiden berada di tangan Ketua Umum Gerindra dan PKB, yakni Prabowo dan Muhaimin Iskandar.

Menurut dia, sejauh ini kandidat calon wakil presiden dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya adalah Muhaimin. "Kalaupun nanti berubah namanya, ada calon lain, tetap penentuannya bersama Muhaimin," kata Andre. "Itu hak Gus Muhaimin, apa mau pakai tiketnya atau kasih ke orang lain."

Andre hanya berharap dukungan di tubuh Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya bertambah, termasuk dari PAN. "Tentu nanti Pak Prabowo, Bang Zukifli Hasan, dan Gus Muhaimin membicarakan kandidat yang akan kami usung setelah bergabung," ujarnya.

Tempo tidak berhasil meminta keterangan PKB ihwal menguatnya peluang bergabungnya PAN dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dan wacana pengusungan Erick Thohir sebagai pendamping Prabowo. Sejumlah pengurus partai, termasuk Sekretaris Jenderal PKB, Hasanuddin Wahid, tak merespons panggilan Tempo.

Namun, sebelumnya, saat ditemui awak media di Kompleks DPR pada 13 Juli lalu, Muhaimin menyatakan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya tidak perlu terburu-buru mengumumkan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung pada pilpres 2024. Dia enggan bicara banyak ihwal kabar rencana memasangkan Prabowo-Erick. Muhaimin pun menyatakan tak mengetahui soal itu dan belum bertemu dengan Erick.

Adapun Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB, Maman Imanulhaq, menegaskan bahwa partainya hanya punya satu nama bakal calon wakil presiden yang disodorkan di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. "Tidak ada yang kami pertimbangkan, kecuali Pak Muhaimin," ujarnya di Senayan, Jakarta Selatan, 13 Juli lalu.

Pengamat politik Adi Prayitno menilai peluang PAN bergabung ke koalisi pendukung Prabowo Subianto memang masih terbuka. Namun rencana ini hanya akan terlaksana jika PAN berhasil melobi PKB. "Pertanyaannya, PKB mau dikemanakan?" ujarnya. 

[Sumber: Koran Tempo, Kamis, 20 Juli 2023]

Baca juga :