Nyala Lampu Malam Hari yang Disampaikan Anies, bukan saja indikator KETIMPANGAN, tapi juga indikator KEBODOHAN BUZZER 🤣

Catatan dr. Tifa:
 
Beberapa hari yang di lalu di acara APEKSI, Mas Haji Anies menyampaikan, bahwa nyala lampu malam hari merupakan - salah satu- indikator adanya ketimpangan.

Saya sengaja diamkan dulu, karena kuliah tentang nyala lampu ini pasti tidak bisa dicerna oleh otak-otak Buzzer  IQ78, yang pasti sangat kesulitan menjangkau pemikiran Anies yang seringkali di luar jangkauan mereka.

Dan bener juga, sosial media ramai dengan cuitan pating nggedabrus nya para Buzzer, yang dibalas dengan gonggongan gerombolan mereka, membully habis-habisan materi kuliahnya mas Anies itu.

Padahal, saya yakin haqul yakin, Dua Capres yang hadir di acara itu, Mas Ganjar dan Pak Prabowo, pasti diam-diam terperanjat dengan pemikiran nyala lampu. 

Apalagi walikota-walikota yang hadir, saya bayangkan mereka antara tercengang karena sebagian sayup-sayup paham, dan ternganga karena sebagian bingung akibat kerterbatasan wawasan.

-------

Ada buzzer yang membandingkan nyala lampu Indonesia dengan nyala lampu Australia.
Dengan berapi-api dia bilang:

Tuh kan, Australia ada cuma beberapa titik yang nyala lampunya padat di malam hari. di area Victoria, Melbourne dan sekitarnya, area Canberra, area NSW dengan Sydney nya, area Australia Selatan Adelaide, Australia Barat Perth, Australia Selatan ada Darwin.

Gerombolan Buzzer ini memang bodoh, mereka tidak tahu bahwa tata-rata di Australia daerah yang ditempati adalah daerah pinggiran pantai atau di garis terluar benua.

Karena apa?

Karena tengah benua Australia itu adalah Desert atau Gurun-Gurun, gurun Great Victoria, gurun Gibson, Sandy Bear, dll yang menempati bagian terbesar dari luasan benua Australia, yang tidak memungkinkan manusia tinggal di sana. 

Yang tinggal di gurun-gurun itu adalah: kanguru, kelinci, buaya, guguk Aussie namanya Dingo 
(kalau di Indo guguknya namanya Buzzie). 

Maka tentu saja nyala lampu di malam hari di Australia ada di daerah-daerah perifer tersebut, ada pantai, ada perkebunan dan ladang, dengan udara, air, dan iklim yang memungkinkan manusia hidup. 

Kedua, akibat negara sebesar benua itu sebagian besar wilayahnya yang 7,8  juta kilometer, hanya sangat sedikit yang bisa dihuni manusia, maka jumlah penduduk Australia juga sangat sedikit, lebih kurang 26 juta saja.

------

Ketika kemudian fakta-fakta di atas kita bandingkan dengan Indonesia, maka tentu saja... 

Nyala Lampu di malam hari di Indonesia adalah salah satu Indikator KETIMPANGAN, menjadi sangat relevan.

Kenapa?

Satu: Indonesia, dengan luas wilayah daratan hanya 1,7 juta kilometer persegi, memiliki  jumlah penduduk 280 juta orang!

Kalau penduduk sebanyak itu diayak diratakan saja kayak ibu-ibu meratakan gula pasir di atas adonan kue dadar gulung, diratakan dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote, maka pasti seluruh wilayah Indonesia akan menyala lampunya dengan meriah di malam hari.

Nah, kenapa nyala lampu malam hari terpadat hanya di pulau Jawa, Sumatera dan sebagian kecil pulau Kalimantan dan beberapa titik di pulau Sulawesi?

karena KETIMPANGAN!

Seharusnya, seorang Presiden, dengan masa jabatan 10 tahun, pada waktu Indonesia sudah berada di antara Negara-Negara G20, Ketimpangan itu sudah harus bisa diatasi.

Nyatanya? Kekayaaan Indonesia, 10 tahun ini, malah banyak digarong. 

Karena itulah, negara ini mutlak membutuhkan PERUBAHAN.

Dua: Berlawanan dengan Australia yang hanya area-area pinggir Benua saja yang bisa dihuni manusia

Saya apal Australia. Anak saya di Australia kuliah. 
(ngga penting banget sih, cuma mau bikin ulu hati buzzer lengkuas nyeri-nyeri gimana gitu)

SELURUH DARATAN Indonesia, sangat bisa dihuni manusia. Ada beberapa titik gurun di Indonesia yang tentu saja tidak bisa dihuni, tetapi jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan jumlah daratan yang bisa dihuni manusia.

Seluruh daratan Indonesia, persis seperti lagunya Koes Plus:
Tanah kita tanah surga.
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman. 

Saking suburnya. Saking kayanya. Saking berlimpah ruahnya karunia Allah di bumi Indonesia ini.

Sehingga seharusnya, apabila KETIMPANGAN tidak terjadi, maka 280 juta penduduk Indonesia, bisa tersebar merata hidup di seluruh negeri, dengan sejahtera, dengan aman, dengan nyaman, dengan sentosa.

Dan apabila KETIMPANGAN itu bisa diatasi, dengan prinsip Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,

Maka insyaAllah, dalam waktu lima tahun, 2024-2029 dan seterusnya, insyaAllah Mas Haji 
@aniesbaswedan Presiden Indonesia...

....Maka Nyala Lampu Malam hari akan tersebar merata di 17.000 pulau di Indonesia, menghasilkan deretan cahaya memukau di malam hari, tanda Kemakmuran bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Dan bukan cuma digarong oleh segelintir orang biadab dan rakus, seperti 10 tahun terakhir ini.

------

Begitu loh, maksudnya Mas Haji @aniesbaswedan
 
Memang perlu pinter untuk memahami beliau.

Twit ini bukan untuk dibaca cebong. syuh...syuh...

(@DokterTifa)
Baca juga :