Naniek S Deyang: Mengapa Saya Mendukung Prabowo

Catatan Naniek S Deyang:

Dua malam lalu saya lagi duduk sendiri di cafe JAnji Hati Borobudur , tetiba HP saya berdering masuk nomer Sepri Pak Prabowo.

"Assalamualaikum  Wrwb, Mbak Nanik dimana?" suara berwibawa Pak Prabowo menyapa saya.

"Di Magelang Pak, habis turun dari gunung Sumbing, petani pada minta dibantu pupuk Pak, harga beberapa sayuran turun drastis sawi hijau hanya 1000, kol 3500,...." saya terus laporan bak penyiar RRI.

Beliau mendengarkan dengan takzim, kemudian beliau berkata,"apa yg Mbak Nanik bisa lakukan, lakukanlah,"...."Baik Pak saya akan bantu Pupuk dulu, saya akan coba cari di Jatim," jawab saya.

Lalu kami ngobrol ngalor ngidul, maklum Pak Prabowo sebagai Menhan produktifnya luar biasa dalam bekerja. Juga sebagai Bacapres Pak Prabowo geraknya demikian masif, saya nggak bayangkan umur saya yg terhitung jauh lebih muda bisa mengejar langkah2 mantan Danjen Koppssus ini.

Saya mengikuti Pak PS secara aktif sejak tahun 2012 sampai sekarang, saya belum pernah lihat beliau segairah saat ini. Gerakannya begitu lincah, sehari bisa ke 3-4 tempat acara, bahkan kadang malamnya masih dipenuhi berbagai undangan.

Namun dari semua itu yg membuat saya makin kagum adalah nurani beliau yg demikian tajam seperti tak lentur dimakan zaman. Dulu saya pernah ditanya kawan-kawan mengapa Anda dukung Pak Prabowo? Tertatih-tatih saya menjelaskan tapi sulit kawan saya menerima alasan saya, akhirnya saya buat kalimat yg paling sederhana, "beliau orang yg beraut wajah sedih, bersuara parau/berat, lalu memotong cerita kita soal penderitaan manusia lain sebelum cerita kita habis, kemudian mengatakan "kita tolong Mbak".....

Entah berapa puluh atau ratus kali saya melihat air mata jenderal ini hampir jatuh saat mendengar cerita orang-orang yg tdk beruntung, termasuk dulu Wilfrida Soik, TKW asal NTT yg akan digantung di Malaysia, namun putusan hukuman gantung akhirnya dibatalkan saat Pak Prabowo membayar seorang pengacara nomer 1 di Malaysia menjadi pengacara baru Wilfrda, saat pengacara negara tdk mampu membela Wilfrida. 

Berapa bayaran pengacara itu? Pak PS tidak pernah ngaku, tapi pas telepon pengacara itu  saya mendengar utk DP-nya saja 1 Juta Dolar AS, waktu itu Rupiah masih 10 ribu, berarti DP utk pengacara saat itu Rp 10 miliar.

Gilanya pada saat harus membayar DP pengacara, Pak Prabowo tidak sedang dalam posisi punya uang cash banyak, maka beliau pun meminjam Pak Hasjim, adiknya. Beliau bergerak sangat cepat menghubungi kawan-kawannya di Malaysia, karena umur Wilfrida tinggal 20 hari! 

Jalan Allah SWT, Pak Prabowo lewat pengacara nomer satu di Malasysia, Datuk Tan Sri bisa menyelematkan nyawa Wilfrida dg novum baru yang bisa membebaskan Wilfrida dari tiang gantungan. Lalu apakah beliau mengenang hal tersebut sebagai pahlawan? Tidak! Kadang kalau gak kita cerita saja, beliau sudah lupa apa yg pernah dilakukannya 11 tahun lalu di saat pemerintahan Pak SBY.

Dan dua malam lalu, saat saya bercerita soal anak yg hanya bisa makan daun singkong sambil merawat neneknya yg buta di Kabupaten Magelang-Jateng, belum selesai saya bicara Pak Prabowo langsung memotong, ...."Mbak Nanik cari malam ini juga, dan tolong mereka, pastikan semua berubah," suaranya berat seperti akan jatuh air mata di ujung telepon.

Pak Prabowo seperti tidak kuat mendengar cerita saya, kami pun menyudahi obrolan dengan nurani yg sama2 kelu.

Malam itu juga saya panggil Mas Agus Sugiono Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kab Magelang yg juga bekas murid saya saat saya ngajar di GMD. Anak muda yg termasuk dekat dengan Pak Prabowo ini saya kasih potongan video dari portal lokal.

Malam itu juga Mas Agus mengerahkan pasukannya utk menyelusuri alamat si Nenek dan Alhamdulillah dibantu Koramil setempat, Mas Agus semalam lapor kalau sdh menemukan alamat Sang Cucu yg merawat neneknya yg buta dan hanya bisa makan daun singkong. "Monggo Bunda kami sudah siap mengantar ke lokasi dan kami sdh siap datanya," kata Mas Agus semalam. "Oke Mas saya tak selesaikan urusan cari Pupuk di Jatim dulu, Minggu depan saya akan sampaikan amanah bapak (Pak Prabowo)," jawab saya.

Kalau puluhan tahun saya mengenal Pak Prabowo dengan amat sangat baik, kalau nurani -nurani yg miskin dan terpinggirkan menjadi kesedihannya, kalau semua hal yg berkait dengan keseperitualan manusia dengan RabbNYA semua dimilikinya? Kalau bantuan keagamaan dalam berupa apapun beliau berikan, terus  semua yg beliau  berbuat tidak mengenal waktu dan motivasi, serta pujian (bahkan malu diekpose), apakah saya tidak layak mendukungnya menjadi presiden di tahun 2024?? Maaf saya belum pernah menemukan getaran rasa welas asih pada rakyat kecil yg begitu mendalam di tokoh2 yg lainnyaπŸ™πŸ™

Bahkan sangat wajar juga kalau presiden Jokowi mendukung Pak Prabowo, karena nurani Pak Jokowi di ujungnya akan melihat siapa sebenarnya yg "tulus" padanya. Bahkan super tulus, dan pasti bagi Pak Jokowi juga ingin landing dengan baik, menyudahi perjalanan politiknya dengan sejuk, dimana ada kesadaran dalam bathinnya, "saya pernah ikut diantar Pak Prabowo  menjadi Gubernur DKI tanpa syarat apapun".

Saya yg pernah bersama Pak Jokowi dan dalam waktu hampir bersamaan juga dekat dengan Pak Prabowo hingga jadi pendukungnya, saya bisa merasakan betapa berat hari2 Pak Prabowo utk tetap "keukeuh" tidak menjadi orang jahat! Dari 2005 ikut konvensi Golkar sampai sekarang setiap moment pertarungan, selalu dimunculkan isu HAM, isu penculikan dll, dan saya tdk menduga isu yg dihembuskan benang ruwet, kini SAMA SEKALI  tdk menggoyahkan  pilihan rakyat di tingkat mana pun saat ini! Kalau iseng saya tanya, petani yg bawa pacul di pundaknya, "halah itu isu basi Bu."

Pun juga dengan isu pesawat bekas, lha rakyat malah bangga, Indonesia punya pesawat  tempur setelah yg kita punya bodol semua dan tidak laik lagi utk terbang. "Memang Pak Prabowo orang bodoh Bu, masak pesawat bekas kalau gak baik kondisinya dibeli, apa gak dipecat jauh2 hari sama Pak Jokowi, terus  apa gak ditangkap KPK?", mendengar orang2 di desa membela Pak Prabowo dengan nalar yg natural, membuat saya malah banyak belajar utk punya nalar waras.

Okelah kalau begitu, kembali ke laptop, semua kembaki ke nurani masing-masing, dan biarkan saya mengajak Anda yg bernurani merenung dalam-dalam, kita kesampingkan emosi kita....

Apakah tidak layak Pak Prabowo kita pilih bila beliau bisa membawa agama, bangsa dan negara menjadi lebih baik?

(Naniek S Deyang)

Baca juga :