MAU TIRU CHINA?
Oleh: Dr. Badrul Mustafa (Akademisi Universitas Andalas)
Di RRC, Korea Utara dan negara-negara lain yang menganut sistem monolitik (partai tunggal) diharamkan adanya perbedaan pendapat. Tidak ada demokrasi. Demonstrasi/unjuk rasa diharamkan. Apa saja keinginan dan kemauan penguasa yang berasal dari partai tunggal yang berkuasa ini harus jalan, dan tentunya di"back-up" 100% oleh aparat (institusi) bersenjata.
Negara yang menjalankan sistem monolitik ini tentulah tidak akan baik hasilnya. Sebab, jika pun ada kemajuan fisik yang dicapai, dengan tiadanya kebebasan berbicara yang merupakan kebutuhan dasar manusia, tentunya tidak akan memberikan kebahagiaan/kesejahteraan kepada rakyat banyak. Manusia diciptakan Tuhan terdiri dari raga, jiwa dan akal. Ketiganya memiliki kebutuhan. Raga membutuhkan pangan (makan-minum), sandang, dan papan. Jiwa/ruh membutuhkan agama, dan akal membutuhkan ilmu.
Karena itu, orang-orang-orang yang memuji-muja kemajuan fisik (infrastruktur) di negara anti demokrati ini (RRC misalnya) adalah orang yang naif. Tentunya juga naif orang-orang yang mau diarahkan untuk meniru "kemajuan" yang dilihatnya di negeri "tirai bambu" tsb.
Dalam sistem komunis, manusia hanya alat produksi. Tak boleh punya kehidupan ruhani. Makanya mereka anti agama. Para tokoh partai adalah manusia dalam posisi Tuhan. Para pembantunya memberi dukungan penuh sambil menikmati percikan kenikmatan. Sama seperti kisah Fir'anu dalam al-Qur'an.
(*)