Rahasia di Bacaan Panjang al-Qur’an
Ada beberapa bacaan dalam al-Qur’an yang harus dibaca lebih panjang dari yang lain (dibaca madd). Hebatnya, diksi yang digunakan al-Qur’an sengaja memilih redaksi yang membuat kata untuk makna tertentu dibaca lebih panjang melebihi madd thabi'i/madd standar dan membuat kata dalam makna yang kontras dibaca pendek atau setidaknya hanya terbatas pada panjang standar. Dalam mushaf sekarang, kata yang harus dibaca ekstra panjang ini ditandai dengan tanda mirip tilde (~) di atasnya.
Di balik pilihan kata untuk lebih dipanjangkan dan tidak ini ada rahasia kemukjizatan al-Qur’an bagi mereka yang teliti. Misalnya:
1. Dalam surat al-Kafirun, huruf ما dalam kalimat ما تعبدون dan ما عبدتم yang berarti "apa yang kalian sembah" dibaca dengan panjang standar untuk menunjukkan bahwa apa yang disembah orang kafir bersifat remeh.
Akan tetapi kata ما dalam kalimat ما أعبد yang berarti "apa yang aku sembah" dibaca lebih panjang untuk menunjukkan bahwa apa yang disembah oleh Nabi Muhammad bersifat Agung.
2. Dalam surat al-Fatihah, kata المغضوب عليهم yang berarti "yang dimurkai", merujuk pada pemeluk agama Yahudi, dibaca dengan panjang standar. Tapi kata الضالين yang berarti "yang tersesat", merujuk pada pemeluk agama Kristen, dibaca lebih panjang. Ini adalah isyarat bahwa pemeluk agama Kristen lebih banyak daripada Yahudi.
(Abdurrahim bin Ma'ruf, Shafwat at-Tabsir dengan menukil dari Muhammad Syamlul, I'jaz Rasm Al-Qur’an wa I'jaz at-Tilawah).
=Abdul Wahab Ahmad=