Majalah TEMPO terbaru: Dukungan Jokowi kepada Prabowo makin kuat, Gibran ditimbang sebagai calon wakil presiden

[Majalah Tempo]
Mengapa Jokowi Makin Condong Mendukung Prabowo Subianto?

Dukungan Jokowi kepada Prabowo Subianto makin kuat. Gibran Rakabuming Raka ditimbang sebagai calon wakil presiden.

FOTO Presiden Joko Widodo menyunggingkan senyum di samping Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terpampang pada papan baliho di persimpangan Jalan Letnan Jenderal Sutoyo, Solo, Jawa Tengah. Di sudutnya ada potret mereka memeluk atlet pencak silat Asian Games 2018 disertai dengan kalimat “Untuk Indonesia Terus Maju”.

Lokasi billboard itu cuma empat menit berjalan kaki dari Masjid Raya Sheikh Zayed, surau terbesar di Solo. Pada pekan pertama Juli, baliho serupa menjamur di bulevar Kota Solo, seperti Jalan Adi Sucipto, Jalan Veteran, dan sekitar Stadion Manahan. Namun gambar Jokowi dan Prabowo berlatar merah-putih itu sudah raib saat Tempo berkeliling kota pada Kamis, 13 Juli lalu.

Salah satunya pada billboard di dekat tetenger Gapura Makutha di Jalan Adi Sucipto. “Sepertinya diturunkan dua malam lalu,” kata Hartono, juru parkir di sekitar Gapura Makutha yang biasa bekerja hingga tengah malam.
*Baliho bergambar Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terpasang di Jalan Letjen Sutoyo Solo, Jawa Tengah, 14 Juli 2023. Tempo/Septhia Ryanthie

Kolega Prabowo bercerita, media kampanye yang tersebar di Solo dan sekitarnya merupakan inisiatif Relawan Jokowi-Gibran. Mereka mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo sebagai calon presiden di Angkringan Omah Semar, Solo, pada 19 Mei lalu. Versi lain, menurut empat politikus yang ditemui secara terpisah, ada reklame yang disewa oleh lembaga penegak hukum.

Relawan Jokowi-Gibran juga bersafari ke wilayah eks Keresidenan Surakarta, yang meliputi Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten. Sebagai kampung halaman Jokowi, Surakarta menjadi lumbung suara bagi bekas Wali Kota Solo itu. Jokowi meraup 80 persen suara di tujuh daerah itu saat berpasangan dengan Ma’ruf Amin pada Pemilu 2019.

Para elite Partai Gerindra meyakini Prabowo akan unggul pada pemilihan presiden 2024 jika mampu merebut sebagian pemilih Jokowi di Jawa Tengah, termasuk Surakarta.

Dalam jawaban tertulis untuk Tempo pada Kamis, 13 Juli lalu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku tak memerintahkan siapa pun untuk memasang papan baliho bergambar Jokowi dan Prabowo. 

Sedangkan Jokowi tak mempersoalkan fotonya dipajang bersama Prabowo di papan reklame. “Foto saya tak hanya dipasang Pak Prabowo dan Gerindra, tapi PDIP juga ada,” ujar Presiden di Majalengka, Jawa Barat, Selasa, 11 Juli lalu.

Anggota Dewan Pembina Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan berbagai sinyal dukungan Jokowi kepada Prabowo terasa efeknya. Menyambangi Solo awal Juli lalu, Andre dihampiri sejumlah orang di warung makan. Menyatakan sebagai pendukung Jokowi, mereka berjanji mencoblos Prabowo. “Dukungan Presiden punya dampak elektoral luar biasa,” tuturnya.

Sigi sejumlah lembaga survei merekam pengaruh Jokowi seperti disebut Andre. Tempo membaca hasil survei sebuah lembaga yang menjadi acuan di lingkaran inti Prabowo. Hasilnya, elektabilitas Prabowo sekitar 29 persen bila Jokowi menyokong dia. Dalam survei yang sama, tingkat keterpilihan Prabowo akan turun 6 persen jika Jokowi mendukung Ganjar.

Jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia pada Juni 2023 pun mencatat 36,1 persen responden percaya Jokowi akan memilih Prabowo. Angka ini lebih tinggi sekitar 2 persen dari yang diperoleh Ganjar. Survei Litbang Kompas pada Mei 2023 juga menunjukkan pemilih Jokowi yang mendukung Prabowo sebesar 26,2 persen atau naik 5 persen dari Januari 2023.

Tiga pejabat teras Gerindra menyebutkan Presiden Jokowi rutin memantau elektabilitas Prabowo. Jokowi beberapa kali berbincang empat mata dengan bekas Danjen Kopassus itu untuk membicarakan hasil survei pemilihan presiden 2024. Mereka sudah bertemu sedikitnya lima kali dalam dua bulan terakhir.

Pertemuan pertama berlangsung di Istana Bogor pada Kamis, 25 Mei lalu. Dalam perbincangan itu, Jokowi menyoroti tren elektabilitas serta menyarankan Prabowo melanjutkan safari politik ke berbagai tokoh. Jokowi juga meminta purnawirawan letnan jenderal itu lebih sering mengunjungi berbagai daerah.

Prabowo dan Jokowi kemudian berjumpa dua kali di Istana Kepresidenan sepanjang Juni lalu. Jokowi menanyakan kepada Prabowo mengenai rencana politik menghadapi Pemilu 2024. “Saya ngomong apa adanya membahas isu politik,” ujar Presiden.

Jokowi juga mengajak Prabowo mengikuti peresmian Rumah Sakit Tzu Chi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Rabu, 14 Juni lalu. Acara itu dihadiri antara lain oleh pemilik Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan, dan Anthoni Salim, bos Grup Salim yang rutin masuk daftar orang terkaya di Indonesia.

Politikus yang mengetahui acara itu mengatakan Jokowi sempat mengisyaratkan dukungannya kepada Prabowo di tengah obrolan bersama para taipan tersebut. Tempo menanyakan kepada seorang hadirin yang datang dari awal sampai acara itu bubar. Narasumber ini hanya tertawa.

Yang terbaru, Prabowo menyambangi Presiden Jokowi di Istana Negara pada Senin, 10 Juli lalu. Prabowo dan Jokowi kompak mengaku mendiskusikan industri pertahanan. Namun tiga narasumber yang mengetahui isi rapat itu menyebutkan Jokowi dan Prabowo turut membahas hasil survei teraktual yang menunjukkan elektabilitas anak buahnya tersebut sudah menyalip Ganjar Pranowo.

Seusai pertemuan di Istana, Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny J.A.) dan Lembaga Survei Indonesia merilis kajian mereka. Sigi LSI Denny J.A. menunjukkan elektabilitas Prabowo pada Juni 2023 sebesar 34,3 persen dan Ganjar 32,7 persen. Adapun Lembaga Survei Indonesia mencatat tingkat keterpilihan Prabowo 35,8 persen dan Ganjar 32,2 persen.

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani tak membantah bila Presiden Jokowi dan Prabowo disebut membicarakan pemilihan presiden. Muzani mengaku bahwa Prabowo sumringah atas hasil pertemuan itu. “Bisa kita simpulkan sendiri,” tuturnya kepada para pewarta di Jakarta Selatan, Jumat, 14 Juli lalu.

•••

MENINGKATNYA intensitas pertemuan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto membuat gerah PDIP. Pada hari yang sama ketika Jokowi menerima Prabowo, Senin, 10 Juli lalu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga menyambangi kompleks Istana Negara. Bukan untuk bertemu dengan Jokowi, melainkan berjumpa dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Hasto mengatakan pertemuan dengan Pratikno merupakan agenda rutin. Dia mengaku membawa pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk Presiden Jokowi. “Ada hal yang sifatnya strategis,” kata Hasto.

Para kolega Presiden yang mengetahui pertemuan itu bercerita, Hasto mempersoalkan sikap Jokowi yang masih samar-samar mendukung calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo. Partai banteng menilai Jokowi lebih terlihat menjadikan Prabowo sebagai anak emas. Selain itu, Hasto disebut-sebut mempertanyakan kabar Jokowi bakal hengkang dari partai yang telah membesarkannya.

Dimintai tanggapan mengenai isi pembicaraan dengan Hasto, Pratikno tak membalas pesan WhatsApp hingga Sabtu, 15 Juli lalu. Adapun Hasto menyanggahnya. “Informasi itu tidak kredibel,” ujarnya melalui pesan teks kepada Tempo, Kamis, 13 Juli lalu.

Sinyal dukungan Jokowi kepada Prabowo sebenarnya telah terlihat dalam setahun terakhir. Jokowi menyarankan Prabowo membangun koalisi dengan PKB. Presiden juga mengusulkan bekas menantu Soeharto itu mencari pendamping dari kalangan Nahdlatul Ulama. Pesan itu disampaikan Jokowi kepada Prabowo di Gedung Agung, Yogyakarta, Mei 2022.

Sokongan Presiden kepada Prabowo menguat setelah Ganjar Pranowo diumumkan sebagai calon presiden PDIP. Sejumlah politikus pendukung pemerintah dan anggota kabinet yang ditemui Tempo kompak menyebutkan "kontrak politik" antara Ganjar dan PDIP merupakan salah satu pemicu Jokowi membelokkan dukungan ke Prabowo.

Kesepakatan "kontrak politik" di Batutulis, Bogor, itu mengatur calon wakil Ganjar ditentukan oleh PDIP. Begitu pula penentuan sejumlah calon menteri menjadi kewenangan PDIP. Ganjar pun dilarang ikut campur dalam suksesi kepemimpinan PDIP. Dua politikus yang dekat dengan Presiden menyebutkan akad politik itu "membatasi peran Jokowi" sebagai kingmaker.

Seorang anggota kabinet menyebutkan Jokowi makin mantap mendukung Prabowo setelah melihat elektabilitas Ganjar tak kunjung meroket seusai deklarasi Batutulis. Kolega Ganjar bercerita, survei internal menunjukkan tren keterpilihan jagoan PDIP itu masih dipengaruhi oleh penolakan terhadap tim nasional Israel pada Piala Dunia U-20. Ganjar dipersepsikan berperan dalam kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Kajian internal juga mencatat ada ketidaksukaan terhadap PDIP sebagai partai utama pengusung Ganjar. Misalnya, Ganjar kerap dikaitkan dengan status petugas partai. Catatan yang juga mempengaruhi elektabilitas Ganjar adalah ia belum menawarkan program untuk pemilih milenial dan generasi Z, yang diperkirakan mencapai lebih dari 106 juta orang atau 52 persen dari total pemilik suara Pemilu 2024.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengakui ada ketidaksukaan terhadap partainya. Menurut dia, elite partainya telah melihat paparan berbagai survei yang menilai PDI Perjuangan sebagai partai eksklusif. “Tapi sebenarnya kami ini partai yang inklusif,” tuturnya.

•••

DUKUNGAN Presiden Joko Widodo kepada Prabowo Subianto tak lepas dari berbagai tawaran yang diajukan oleh Ketua Umum Partai Gerindra itu. Prabowo disebut telah mengkomunikasikan gambaran kabinet kepada Jokowi bila memenangi pemilihan presiden 2024. Pos menteri yang didiskusikan bersama Jokowi merupakan pos strategis di bidang ekonomi.

Dalam program podcast “Bocor Alus Politik” milik Tempo, Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi juga mengaku telah mendengar informasi tentang proposal kabinet dari Prabowo. “Sudah jelas, infonya valid juga,” kata Ketua Umum Projo ini.

Di luar rancangan kabinet, Prabowo juga mempertimbangkan untuk menggaet Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden. Namun Gibran terganjal aturan batas umur minimal, yaitu 40 tahun, untuk mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum. Gibran baru berumur 36 tahun ketika pendaftaran calon presiden dan wakil presiden dibuka.

Kepastian pencalonan Gibran akan terjawab setelah Mahkamah Konstitusi mengadili permohonan uji materi yang diajukan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai pendukung Presiden yang menyorongkan putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, sebagai calon Wali Kota Depok, Jawa Barat, itu meminta Mahkamah Konstitusi mengubah syarat minimal umur calon presiden dan wakil presiden menjadi 35 tahun.

Saran Prabowo agar Gibran menghitung peluang menjadi calon wakil presiden sebenarnya muncul sejak pertengahan Juni 2022. Gibran, yang berkunjung ke kediaman pribadi Prabowo di Hambalang, Bogor, sempat ditanyai tentang rencana politik setelah menjadi Wali Kota Solo.

Orang dekat Prabowo menuturkan, Gibran menimbang maju menjadi Gubernur Jawa Tengah atau DKI Jakarta. Namun Prabowo juga menyarankan Gibran tak menutup kemungkinan berlaga dalam Pemilu 2024. Prabowo sekarang menunggu putusan Mahkamah Konstitusi mengenai uji materi yang didaftarkan oleh PSI.

Saat melawat ke luar negeri pada awal Juli lalu, Presiden Jokowi bercerita kepada seorang koleganya soal kandidat wakil presiden yang akan dipilih Prabowo. Orang dekat Jokowi ini menuturkan, Presiden mula-mula bertanya kepada Prabowo tentang peluang Menteri BUMN Erick Thohir menjadi pendamping rivalnya dalam dua kali pemilu itu.

Merespons pertanyaan Jokowi, Prabowo mengatakan bakal menunggu putusan MK. Prabowo juga mengaku tak mau terburu-buru karena pendaftaran calon presiden dan wakil presiden masih dibuka sampai akhir November 2023.

Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Presiden Joko Widodo, enggan menanggapi peluangnya menjadi pendamping Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden 2024. “Silakan tanya lembaga survei,” ujarnya melalui pesan WhatsApp pada Kamis, 13 Juli lalu.

[Selengkapnya di Majalah TEMPO terbaru]
Baca juga :