Layang-layang Putus Golkar

Layang-layang Putus Golkar

Oleh: Erizal

Poros keempat dipastikan pupus. Golkar mengalami turbulensi. Desakkan Munaslub menggema. Tak hanya untuk menentukan arah Pilpres, tapi juga pergantian Ketum. Calon pengganti sudah mencuat. Dari Bahlil hingga LBP. Nama Jokowi juga disebut. Kok bisa?

Kalau Golkar saja bermasalah, mana pula PAN akan mau? Golkar solid saja, belum tentu juga PAN mau. Apalagi bermasalah. Nama yang digadang-gadang, Airlangga Hartarto, sedang berurusan dengan Kejagung. Diperiksa hingga 12 jam. Tak hanya serius, tapi sangat serius.

Ada yang mencium politis. Tentu saja. Apa yang tak ditarik ke dalam politis di negeri ini? Tak terkecuali, hukum. Hukum dan politik adalah dua sisi dari satu mata uang yang sama. Apalagi pihak istana seperti Bahlil dan LBP sudah memberi sinyal, siap menggantikan.

PAN dikabarkan memegang Erick Thohir. Pokoknya, di mana Erick diterima, di situ PAN berlabuh. Prabowo-Erick digadang-gadang. Jalan bareng Jokowi dianggap sinyal kuat. Tapi, Gerindra sudah bersepakat dengan PKB. PKB punya satu nama, yakni Gus Muhaimin.

Golkar umpama layang-layang putus. Dikejar tiga poros lainnya. Poros mana yang akan dapat? Belum tahu. Airlangga tentu takkan diam. Ia masih punya tenaga. DPD-DPD masih solid. Nomor urut di DCT, masih di tangan. Kasus hukum Airlangga? Ini berat sekaligus penentu.

Tapi, tak ada yang tak bisa "diurus" di negeri ini. Begitu yang terasa. Tak sekali dua kali. Banyak kali. Tapi, target Golkar takkan lagi maksimal. Poros keempat, nomor 1, nomor 2, lupakan. Tinggal satu target, pada poros mana berlabuh. Ini mungkin juga menentukan masalah lainnya.

(*)
Baca juga :