Ilmu Sains Dari Allah
Oleh: Dr. Ahmad Sarwat, Lc.MA
Allah SWT adalah sumber ilmu. Manusia diberi kemuliaan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang bisa menerima ilmu Allah secara lebih luas. Ada dua cara Allah SWT memberikan ilmunya kepada manusia.
Cara pertama adalah ilmu yang terkait urusan peribadatan dan syariah atau mudahnya kita sebut saja dengan ilmu agama. Jalurnya tentu lewat wahyu, kitab suci dan juga para nabi utusan Allah.
Maka yang mendapatkan ilmu jenis ini dikhususkan hanya para nabi dan rasul yang suci. Mereka menerima wahyu dari Allah SWT, lalu ditularkan sebagai warisan syariah kepada pengikutnya lewat jalur menuntut ilmu agama.
Namun ilmu yang satu lagi, yaitu terkait dengan sains dan teknologi, sumbernya tetap dari Allah SWT, tetapi jalurnya tidak lewat wahyu. Tetapi lewat ilham dan pengamatan serta kemampuan pencernaan akal yang Allah SWT bekali pada setiap manusia.
Allah SWT mengutus dua ekor burung yang saling berbunuhan, lalu jasad burung yang kalah dan mati dikuburkan oleh burung yang hidup.
Kejadian itu diamati oleh putera Adam yang baru saja membunuh saudaranya. Lalu ting . . . dia dapat ilham dari kejadian yang diamati. Maka dikuburkanlah jasad saudaranya itu. Dia lakukan berdasarkan pengamatan, bukan karena Allah SWT perintahkan lewat wahyu.
فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْءَةَ أَخِيهِ ۚ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَٰذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِي
Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" (QS. Al-Maidah : 31)
Uniknya untuk jenis ilmu yang kedua ini syaratnya tidak harus jadi muslim. Bahkan jadi seorang pembunuh nyawa manusia sekalipun, dia tetap bisa mendapatkan ilmu Allah.
Dan berapa banyak teknologi maju yang ditemukan peradaban manusia modern, justru awalnya diciptakan demi untuk kepentingan perang dan saling berbunuhan antara anak Adam.
Tugas ilmuwan muslim hari ini adalah bagaimana teknologi yang awalnya diciptakan untuk mencabut nyawa, kemudian dialihkan demi untuk kemashlahatan umat manusia.
Semua itu karena maqashid syariah itu ujung-ujungnya adalah mashlahat, baik agama, akal, nyawa, harta, ataupun juga keturunan/kehormatan/nasab.
(*)