Sepertinya kisruh soal qurban itu awalnya memang sengaja diarahkan menjadi drama 'Politisi Agama Jilid II'.
"Pendukung AB garis keras menolak korban dari DP hanya karena dia pendukung GP."
"Qurban kok dipolitisir?!"
"Mau berqurban nggak diterima hanya karena DP sahabat GP."
Gitu kira-kira.
Ngapain coba, mau berqurban di suatu tempat, tapi nitipin qurbannya di tempat lain? Ini kan 'njarak' namanya. Seperti sengaja memancing keributan. Kok ya nggak langsung dikirim ke tempat tujuannya, lho. Ribet banget.
Tapi gak tau gimana, skenarionya berantakan. Mungkin karena DP seorang penyanyi dangdut, bukan aktris sinetron, sehingga dia kurang sempurna membawakan perannya sebagai 'Sahabat GP yang teraniaya'. Apalagi ART-nya, seperti kurang pengarahan.
Atau mungkin juga karena skenarionya dibuat buru-buru, jadi kurang matang. Atau mungkin juga karena kurang koordinasi.
Jangan berpikir setelah drama qurban yang gagal itu mereka lalu menyerah. Kita semua tahu, soal yang busuk-busuk, mereka seperti tidak pernah kehabisan energi untuk terus berusaha.
[Wendra Setiawan]