dr. Eva Chaniago: RUU Kesehatan Disahkan, Hari Karpet Merah Asing

Catatan dr. Eva Chaniago:

Selasa 11 Juli 2023, Hari Karpet Merah Asing

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun,

Telah mati nurani pembuat kebijakan di negeri ini
Allah telah menutup mata hati dan telinga mereka
Sehingga mereka tidak melihat dan mendengar suara rakyat lagi

Subhanallah,
Dengan berat hati kami kabarkan, 
Bahwa kami belum berhasil memperjuangkan aspirasi rakyat, kami gagal mencegah sahnya RUU kesehatan yang berpotensi membahayakan keselamatan rakyat dan mengancam kedaulatan negara.

Kita harus bersatu dan berjuang lebih keras lagi menjaga bangsa dan negara, demi anak cucu kita serta masa depan Indonesia.

Dengan disahkannya RUU Kesehatan ini secara buru-buru dan memaksa menggunakan tangan kekuasaan, menunjukkan bahwa ada kepentingan besar yang harus mereka goalkan segera sebelum berganti pemerintahan.

Patut dicurigai bahwa ini bukan untuk kepentingan rakyat, karena bahkan sampai hari ini disahkan, draft aslinya tidak bisa diakses rakyat. 
Kebijakan ini dibuat untuk rakyat, karena itu rakyat berhak tahu dan berpendapat.

Tidak ada perbuatan baik yang takut terlihat
Tidak ada kebenaran yang harus ditutupi

Sahnya RUU ini akan membuat Dokter dan Nakes Indonesia semakin sulit dalam memperjuangkan nasib rakyat. Nakes semakin sulit dalam memberikan layanan kesehatan.

Mandatory spending (alokasi Anggaran) yang dihapus dalam RUU akan membuat sistem kesehatan semakin semrawut.

Selama ini yang menjadi penyebab utama masalah kesehatan adalah minimnya anggaran.

Kurangnya anggaran menyebabkan banyak masalah kesehatan yang belum juga bisa diselesaikan sampai saat ini, padahal ini adalah kebutuhan rakyat banyak.

Masalah seperti kurangnya sarana dan prasarana, ruang rawat inap dan ICU tidak memadai, ketersediaan obat yang sering kosong, distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata, masih tingginya kasus anak stunting, kematian ibu hamil dan melahirkan, dan lain lain, semua ini terjadi adalah karena kurangnya anggaran. 

Kondisi dimana saat ini masih ada mandatory spending saja, masalah ini tidak juga selesai,
konon lagi jika mandatory spending ini dihapuskan. 

Apa kita harus terus menerus hutang sehingga akhirnya menyerahkan diri pada si punya uang?

Masalah paling berbahaya yang dapat mengancam pertahanan dan ketahanan bangsa dari RUU ini adalah adanya legalisasi pengiriman sampel tubuh rakyat Indonesia ke luar negeri, padahal negara kita belum memiliki perlindungan data yang mumpuni. 

Kita masih belum siap melakukan penelitian dan pengolahan data informasi genetik (Genom) manusia, karena masih kurangnya sumber daya manusia dan sarana laboratorium biomolekuler yang mumpuni. 

Ada Eikjman yang memiliki peneliti handal dan laboratorium biomolekuler mutakhir, diakui dunia internasional, namun sudah dilebur sehingga kini jadi mati suri.

Namun kemenkes kini telah membuat proyek Biomedical Genomic Science Initiative (BGSI) yang bekerja sama dengan negara asing. 
Kemenkes saat ini telah melakukan pengumpulan ribuan sampel untuk diperiksa genomnya. 

Dan nanti targetnya akan dikumpulkan lebih banyak lagi, karena pengambilan dan transfer sampel genom ini nanti akan dilakukan di seluruh puskesmas.

Pengumpulan informasi genetik menyangkut Big Bank data yang keamanannya harus terjaga ketat sehingga tidak jatuh ke tangan yang salah dan dimanfaatkan untuk hal buruk.

Sering kali kita mendengar ada saja data yang bocor, ada data BPJS, data Telemedicine , dan baru baru ini kita dengar 34 juta data paspor juga bisa bocor. 

Kebocoran ini tentu membahayakan, apalagi jika yang sampai bocor adalah data informasi genetik rakyat Indonesia. 
Dengan mengetahui informasi genetik seseorang, maka akan bisa diketahui kelemahan dan kelebihannya.

Tentu sangat berbahaya jika data informasi genom rakyat Indonesia sampai jatuh ke tangan asing, negara kita akan mudah dikuasai oleh mereka. 

Astagfirullah al adziem, 

Apapun yang terjadi, semua sudah kehendak dan rencana Allah, tugas kita hanya berusaha bersama berjuang demi bangsa dan negara.
Melakukan semua hal yang terbaik yang kita bisa.

Harus ikhlas dan percaya bahwa apa yang Allah putuskan adalah untuk kebaikan kita semua.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).

Alhamdulillah, 
Kita harus bersyukur karena tetap istiqamah berjuang bersama demi bangsa dan negara, sampai pada titik ini..
Kita telah berhasil mengalahkan ego diri, 
Kita telah berhasil mengalahkan ketakutan diri,

Insya Allah,
Kita akan terus disini berjuang bersama rakyat
Ini baru awal perjuangan yang sesungguhnya
Jalan yang akan kita tempuh mungkin semakin terjal
Namun tidak boleh membuat kita jadi pengkhianat

Bismillah, 
Semua karena Allah..hanya Allah saja..

(dari twitter @DrEvaChaniago)
Baca juga :