AWAL MULA PENYIMPANGAN AL ZAYTUN & PENETRASI INTELIJEN

Al Zaitun antara Tauriyah (Kamuflase), Penetrasi Intelijen dan Imbasnya kepada Umat

Oleh: Abi Aliya (eks Al Zaytun)

Sekedear coretan saja (nunggu workshop dimulai). Tahun 2000-an pernah halaqah dengan non “T” (baca Teritorial) dari harokah NII (N sebelas ). Tahun 2003-an saya masuk pesantren Al Zaytun dan tidak akftif lagi sampai sekarang. Di N 11 ada T dan non T. T artinya teritorial yaitu wilayah dakwah NII meliputi KW (Komandenen Wilayah) 1 sampai KW  dari 9. Dan non T artinya non teritorial, dia lintas wilayah dakwah dan keanggotaannya. 

Semua Komandenen Wilayah NII sepakat kalau KW 9 (yang dipimpin Panji Gumilang) itu menyimpang baik struktural ataupun ideologinya. 

Secara struktural, saat itu Adah Zaelani (sesepuh N 11) yang berada dalam penjara tiba-tiba menyerahkan pucuk pimpinan NII kepada Panji Gumilang atau Toto Salam. 

Tentu hal ini tidak diridhoi oleh KW-KW lain karena tidak melalui Syuro. Bahkan menimbulkan polemik dalam tubuh N 11. Sehingga menimbulkan banyak faksi dalam tubuh N 11.

Secara ideologi penyimpangan-penyimpangan KW 9 sangat banyak. Diantaranya:

1. Membagi metode dakwah dalam dua fase baku (qoth’iy) yaitu periode Makiyah dan Madaniyah. Mungkin inilah induk penyimpangan KW 9. Padahal Islam telah sempurna. Dan kita mengamalkan sesuai dengan kemampuan saja.

2. Tidak menggunakan standar tafsir ahlus sunah waljama’ah. Logika sempalan Isa Bugis, Syiah bahkan Liberalis merembes ke fikrah KW 9. Tidak heran jika Ponpes Al Zaitun saat Idhul Adha/Idhul Qurban kurbannya motor atau mobil. Atau imam shalatnya perempuan atau jama’ahl shalatnya campur laki-perempuan. 

3. Meniadakan shalat Jum’at. Dengan dalih belum futuh atau masih fase Makiyah. ini mirip syiah yang belum mewajibkan shalat jumat sebelum datangnya imam suci versi mereka.

4. Berfaham Takfiri. Di akhir taklim (halaqah KW 9) biasanya anggota pengajian itu diwajibkan bersyahadat lagi. Seolah-olah yang belum bersyahadat kepada kelompoknya masih kafir. Sedangkan dalam kitab syarh Sullamu Taufik dijelaskan pengucapan dua kalimat syahadat wajib bagi orang kafir jika masuk islam atau orang islam yang murtad lalu kembali pada Islam. Adapun jika dia sudah muslim, maka dia telah bersyahadat saat tasyahud di dalam shalat.

5. Tidak membedakan bai’at kubra dan sughra. Proses bai’at ini biasanya disamakan waktunya saat mengulang syahadat. Praktek bai’at kepada jama’atul muslimin (khalifah) dan bai’at kepada jama’atul minal muslimin (amir harakah) rancu. Sehingga mereka tahunya bai’at itu hanyalah kepada kelompoknya. Yang tidak berbai’at kepada KW 9 adalah sesat atau Islamnya belum benar. Bahkan bisa di kafirkan!

6. Menghalalkan pencurian. Karena berfikir saat ini kondisi Makiyah atau berfikir sekarang kondisi perang maka dihalalkan mencuri dengan dalih ghanimah atau hasil curian itu adalah rampasan perang. Pernah tetangga saya saat kuliah di Cirebon mencuri perhiasan milik ibunya dengan dalih ibunya belum bersyahadat atau kafir. 

7. Mewajibkan infak bagi pengikutnya bahkan ditarget sekian rupiah. Penekanan infak ini sangat diutamakan bagi KW 9, tidak heran bagi yang belum mampu setor infak pasti mencuri. Toh boleh dengan dalih ghanimah.

8. Tauriyah (kamuflase) yang keliru. Sejak zaman orba KW 9 sudah lama bekerja sama dengan intelijen. Dengan dalih tauriyah/kamuflase. Padahal bisa jadi KW 9 adalah proyek intelijen. Sengaja kesesatannya dipelihara agar umat Islam yang masuk ke dalam kelompoknya sesat, tidak mengenal konsep Islam yang haqq/benar. Tidak heran muncullah ponpes Al Zaitun yang megah dengan segala kontroversinya. Dulu yang meresmikan AM Hendropiyono. Ketika Presiden Megawati berkunjung, langsung Panji Gumilang mengatakan kepada pengikutnya Bu Mega adalah Ratu Bilqis yang akan menyerahkan NKRI ke kelompoknya. 

9. Dan sederet penyimpangan lainnya.

Sosok Panji Gumilang adalah double agent yang licik. Dihadapan pengikut N 11 dia mengatakan sedang berkamuflase dengan musuh. Di hadapan rezim dia menyerahkan anggota N 11 KW 9 bulat-bulat. Di mata rezim sendiri Panji Gumilang adalah orang paling sukses dalam agenda ‘Pancing Jaring’ ala Ali Murtopo. Kecuali sudah kedaluwarsa mungkin akan dipasang boneka yang lain.

Dari sisi politik demokrasi liberal jaringan seperti KW 9 yang bermassa besar kerap dimanfaatkan oleh politikus. Konon, jaman Wiranto mencalonkan Presiden. Anggota KW 9 di wajibkan untuk mencoblosnya. 

Apa imbasnya pada umat terkait kisruhnya Al Zaitun? 

Media massa mainstream tentunya menggoreng kasus Al Zaitun sedemikan rupa. Sehingga umat semakin phobi dengan Islam. Memang untuk inilah KW 9 dipelihara. Sehingga umat semakin takut dengan tema-tema tathbiqu syariat/penerapan syariat Islam. 

Semoga umat Islam semakin dewasa menyikapinya. 

Wallahu’alam bish-shawab.

Abi Aliya
Bumi Wiralodra, 11 Juli 2023

Baca juga :