Ada seorang kyai mengatakan bahwa budaya Indonesia jauh lebih bagus dari budaya Arab....

[PORTAL-ISLAM.ID] Dalam sebuah video pendek yang beredar di media sosial, seorang kyai mengatakan bahwa budaya Indonesia jauh lebih bagus dari budaya Arab.

Sang Kyai ini memberikan contoh kejadian yang ada di Mekkah. "Di Arab, orang lagi sholat itu sudah biasa dilangkahi. Kalau kita disini tidak ada yang berani begitu."

Jamaah yang hadir manggut-manggut dan mengiyakan apa yang dikatakan oleh penceramah tersebut. 

Mari kita bahas dengan sederhana saja...

Pertama, di Mekkah, di Masjidil Haram, itu sangat padat orang. Ratusan ribu atau bahkan jutaan orang setiap harinya orang memasuki masjid ini. Lewat di depan orang sholat adalah hal tak dapat terhindarkan. Apalagi banyak jamaah yang bandel, asal sholat saja, padahal itu tempat lewat orang. 

Selain di Masjidil Haram, tidak ada yang lewat di depan orang sholat dengan sengaja. Semua tahu tentang adab dan larangan hal ini.

Berikutnya, apakah orang-orang yang melewati orang sholat ini adalah pasti orang Arab? Belum tentu. Di Masjidil Haram, orang dari seluruh dunia kumpul, mereka datang dengan tabiat dan budaya masing-masing. Ada yang kalem, dan ada yang pecicilan. Tergantung kebiasaan di rumahnya. 

Kejadian yang didapati di Masjidil Haram itu belum tentu pelakunya orang Arab. Yang biasa dorong-dorongan, selfi, dan video call sambil thawaf, itu sangat jarang orang Arab. 

Kedua, membanggakan budaya sendiri itu sangat baik, tetapi bukan berarti harus menjelekkan budaya orang. 

Kita orang Indonesia bangga dengan budaya kita, bukan berarti kita harus menjelekkan budaya bangsa lain, apalagi jika memfitnah. Sangat keji sekali. 

Orang Arab punya kebiasaan kalau ngomong suaranya kencang seperti orang marah, apakah layak kita hina? Tentu tidak. 

Sama seperti kita orang Jawa atau Sunda. Sangat tidak layak jika menganggap teman dari suku batak itu budayanya jelek karena ngobrol keseharian mirip seperti bertengkar. Setiap daerah, bangsa, dan negara punya budaya yang bermacam dan berbeda.

(Oleh: Budi Marta Saudin, WNI tinggal di Saudi)

Baca juga :