[PORTAL-ISLAM.ID] Menjelang pemungutan suara RUU reformasi peradilan yang kontroversial di parlemen, militer Israel turut mengambil langkah untuk mencegah pengesahan RUU tersebut yang dijadwalkan Senin (24/7/2023) besok.
Lebih dari 10 ribu tentara cadang mengancam akan keluar jika perombakan yudisial terus dilakukan oleh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Aksi ini disebut sebagai gerakan "Brothers in Arms", yang diumumkan para tentara di Herzliya pada Sabtu malam (22/7/2023), seperti dimuat DPA.
Jika lebih dari 10 ribu tentara mundur maka akan sangat mempengaruhi kesiapan operasional militer.
Gerakan ini diawal pada Jumat (21/7/2023), di mana lebih dari 1.000 tentara cadangan Angkatan udara mengancam keluar jika RUU kontroversial disahkan parlemen.
Sebagai tanggapan, Menteri Pertahanan Joav Galant mengumumkan akan mencoba mencari konsensus.
Laporan media mengatakan dia akan mencoba untuk menunda pemungutan suara yang dijadwalkan Senin (24/7/2023).
Lebih dari 100 mantan kepala keamanan Israel mengirim surat terbuka kepada Netanyahu pada Sabtu, mendesaknya untuk menghentikan RUU tersebut.
"Netanyahu secara pribadi bertanggung jawab atas kerusakan serius yang terjadi pada militer dan keamanan Israel," kata surat itu.
Sementara itu, lebih dari 200 ribu orang di seluruh Israel turun ke jalan pada Sabtu malam untuk berdemonstrasi menentang rencana pengesahan RUU tersebut.
MENGAPA RUU REFORMASI PERADILAN INI MEMECAH BELAH ISRAEL?
Klik: LINK