Tingkat kemiskinan di Solo mencapai 9,4 persen, sementara di Depok 2,53 persen, kok dibilang Walikota PKS gagal?

[PORTAL-ISLAM.ID]  DEPOK - Relawan dan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kerap menyebut, Kota Depok sebagai wilayah tertinggal. Hal itu lantaran Depok selama ini, dikuasai politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selalu menang dalam empat kali berturut-turut perhelatan pemilihan wali kota (pilwakot) sejak tahun 2006 hingga saat ini, atau sudah 17 tahun.

Alhasil, PSI dan para relawan tergerak untuk mengusung Kaesang Pangerap untuk memimpin Kota Depok pada 2024. 

Kaesang yang merupakan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) digadang-gadang bisa mengubah Depok menjadi lebih maju. 

Benarkah Depok memang tertinggal?

Republika.co.id mencoba membandingkan pembangunan Kota Depok dengan Solo, asal Presiden Jokowi dan Kaesang.

Perbandingan Depok dan Solo:

1. Indeks Pembangunan Manusia

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Depok termasuk yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat (Jabar). Pada 2021, IPM Kota Depok di angka 81,86 dan pada 2022 menjadi 81,37. Angka IPM itu termasuk tertinggi di Provinsi Jawa Barat. 

Adapun merujuk data BPS, IPM Kota Solo pada 2021 di angka 82,62 dan pada 2022 mencapai 83,08. Dari sisi ini, IPM Kota Solo unggul atas Depok.

2. Upah Minimum Kota (UMK)

Sementara itu, jika membandingkan upah minimum kota (UMK) 2023, Kota Depok mencapai Rp 4.694.493. 

Di Kota Solo, UMK 2023 hanya sebesar Rp 2.174.169. 

Dari jumlah UMK, Depok lebih besar 100 persen dibandingkan Solo.

3. Tingkat Kemiskinan 

Sedangkan tingkat kemiskinan di Kota Depok yang berpenduduk sekitar 2,1 juta jiwa pada 2022 hanya 2,53 persen. 

Pada saat yang sama, dari 522 ribu penduduk Kota Solo, tingkat kemiskinan cukup tinggi di angka 9,4 persen.

(Sumber: Republika)
Baca juga :